lukisan tentang Cheraman Perumal |
Hadits tersebut secara lengkap berbunyi sebagai berikut:
عَÙْ Ø£َبِ٠سَعِÙدٍ اÙْØ®ُدْرِÙِّ، رَضِÙَ اÙÙَّÙُ عَÙْÙُ ÙَاÙَ: «Ø£َÙْدَÙ Ù َÙِÙُ اÙْÙِÙْدِ Ø¥ِÙَ٠رَسُÙÙِ اÙÙَّÙِ صَÙَّ٠اÙÙÙُ عَÙَÙْÙِ ÙَسَÙَّÙ َ جَرَّØ©ً ÙِÙÙَا زَÙْجَبِÙÙٌ ÙَØ£َØ·ْعَÙ َ Ø£َصْØَابَÙُ ÙِØ·ْعَØ©ً ÙِØ·ْعَØ©ً ÙَØ£َØ·ْعَÙ َÙِÙ Ù ِÙْÙَا ÙِØ·ْعَØ©ً Artinya:
"Dari Abu Sa’id Al-Khudri ra. berkata: ada seorang raja dari Hindia memberikan hadiah kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sebuah tembikar yg berisi jahe. Lalu Nabi shallallahu alaihi wa sallam memberi makan kepada sahabat-sahabatnya dari jahe tersebut sepotong demi sepotong, dan Nabi shallallahu alaihi wa sallam pun memberikan saya sepotong jahe dari dlm tembikar itu" (HR. Hakim, hadits nomor. 7190)
Berbagai keterangan disampaikan oleh para ulama tentang hadits di atas dan siapa sosok raja Hindia tersebut. Ada yg mengatakan bahwa raja Hindia tersebut merupakan seorang sahabat Rasulullah Saw, sebab ia hidup di masa Rasul menyatakan beriman kepada Rasulullah Saw.
Memang, di sisi kesahihan, banyak jg ulama yg meragukan kesahihan hadits tersebut. Al-Razi dan Abu Zar'ah menyatakan bahwa hadits tersebut adlh hadits munkar. Sedangkan al-Haitsami dlm Majma' al-Zawaid menyatakan bahwa hadit serumah jg diriwayatkan oleh al-Thabrani dlm Miu'jam al-Awsath, sementara di dlm perawinya terdapat seseorang bernama Amru bin Hikam yg lemah. Lebih dari itu, dlm riwayat Thabrani disebutkan bahwa raja tersebut adlh Raja Romawi, bukan Raja Hindia.
Syaikh Abdul Majid al-Zandani dlm kitabnya berjudul (بÙÙات اÙرسÙ٠صÙ٠اÙÙ٠عÙÙÙ ÙØ¢ÙÙ ÙسÙÙ Ù٠عجزاتÙ) menyebutkan bahwa raja tersebut adlh Raja Hindia yg beriman, adapun sebab berimannya raja tersebut adlh disebabkan peristiwa terbelahnya bulan (insyiqaq al-qamar) yg merupakan salah satu mukjizat Rasulullah Saw. Diperkirakan, raja tersebut menyaksikan peristiwa hebat itu dan mendengar tentang nubuwwat Rasul, sehingga ia datang langsung ke Mekkah untk menyatakan keimanannya.
Secara umum, para ulama membenarnya terjadinya peristiwa bulan terbelah, tapi peristiwa kedatangan raja Hindia tersebut banyak diragukan para ulama.
Dengan asumsi bahwa hal tersebut benar adanya, lantas siapakah gerangan raja tersebut? Dari negeri hindia manakah ia berasal? Sebab frasa Hindia pd masa dahulu disematkan orang pd negeri-negeri yg jauh di timur, mulai dari anak benua India hingga samudera hindia yg jauh .
Syaikh Abdul Majid al-Zandani menyebutkan bahwa raja India tersebut merupakan raja dari Malabar yg bernama Chakrawati Farmas. Hal tersebut dikuatkan dlm tulisan sejarawan M. Hamidullah dlm bukunya "Muhammad Rasulullah".
Hamidullah menyebutkan bahwa dlm sebuah dokumentasi manuskrip naskah tua di India Office Library, London (nomor referensi: Arab, 2807, 152-173) yg mencatat peristiwa tersebut. Hamidullah menulis:
“There is a very old tradition in Malabar, South-West Coast of India, that Chakrawati Farmas, one of their kings, had observed the splitting of the moon, the celebrated miracle of the Holy Prophet (pbuh) at Mecca, and learning on inquiry that there was a prediction of the coming of a Messenger of God from Arabia, he appointed his son as regent and set out to meet him. He embraced Islam at the hand of the Prophet, and when returning home, at the direction of the Prophet, died at the port of Zafar, Yemen, where the tomb of the “Indian king” was piously visited for many centuries.” The old manuscript in the 'India Office Library' contains several other details about King Chakrawati Farmas and his travel.
[Ada tradisi yg sangat tua di Malabar, barat laut pantai India, yaitu tentang Chakrawati Farmas, salah satu raja-raja mereka, yg pernah menyaksikan peristiwa terbelahnya bulan, itulah suatu peristiwa ajaib yg terkenal yg terjadi di masa Nabi (saw) di Mekkah. Dari apa yg ia pelajari, ia menemukan bahwa ada prediksi tentang kedatangan seorang utusan Allah dari negeri Arab. Karena itu, ia pun menunjuk putranya sebagai pengganti, sementara ia berangkat untk bertemu dgn sang Nabi tersebut. Dia pun memeluk Islam di hadapan sang Nabi. Dan ketika kembali ke rumah, ia pun meninggal dunia di sekitar pelabuhan Zafar, Yaman, sehingga di sana terdapat makam "Raja India" yg saleh dikunjungi manusia selama berabad-abad kemudian].Menurut al-Maududi, yg kejadian terbelahnya bulan tersebut berlangsung di Mina, Makkah sekitar lima tahun sebelum Nabi saw Hijrah ke Madinah. Syahdan, bulan telah terbelah menjadi dua bagian yg berbeda di depan mata mereka. Kemudian, keduanya bergabung kembali, dan peristiwa ni tentu saja disaksikan oleh mata di seluruh dunia saat itu.
Relevansi lainnya, bahwa hal ni pula yg menjadi alasan logis mengapa orang-orang dari Malabar yg menjadi komunitas pertama di India yg menerima Islam. Pasca peristiwa kunjungan raja mereka ke Mekkah, hubungan antara Malabar dgn Jazirah Arab semakin intens, volume perdagangan kedua negeri meningkat. Selain itu, Malabar pun menjadi tempat persinggahan kapal-kapal Arab yg melakukan perjalanan ke China lewat jalur laut.
Masjid tertua di India, Cheraman Juma Masjid di Kerala |
Ahli sejarah lain menyebutkan bahwa raja Hindia tersebut adlh Cheraman Perumal, yaitu seorang Raja dari Kerajaan Kodungallur, Kerala, India.
tulisan pd dinding masjid Cheraman, Kerala India |
Selain itu, ia jg dikenal dgn nama Abdullah Samudri. Syahdan, ketika ia hendak pulang ke kerajaannya, ia wafat di dlm perjalanan, saat berada di Salalah, Oman. Sehingga, di Oman saat ni dikenal sebuah situs Raja Hindia muslim yg meninggal di sana.
Hingga saat ini, di Muziris,Kodungallur masih berdiri sebuah masjid bernama Cheraman Juma Musjid Masjid ini, pd dindingnya terpahat prasasti bahwa masjid itu dibangun tahun 629 M. Diyakini bahwa masjid tersebut dibangun oleh Malik bin Dinar pd tahun 629 M tersebut. Dan saat ini, masjid tersebut masih dianggap sebagai masjid tertua di India dan sering mendapat kunjungan dari para pejabat sebagai bentuk penghormatan pd sejarah.
Namun, tak sedikit pula yg meragukan kebenaran cerita tersebut. Disebutkan bahwa legenda Cheraman Perumal baru muncul dlm buku abad ke-16 dlm kitab Tuhafat-ul Mujahidin yang ditulis oleh Shaik Zainuddin.
Pendapat lain menyebutkan bahwa Cheraman Perumal tak pernah bertemu dgn Rasulullah. Hal ni dikarenakan, bahwa ketika ia datang, saat itu di Jazirah Arab tak lagi masa Rasulullah Saw, tapi sudah di bawah khilafah Abu Bakar ra. dan Rasulullah telah wafat.
Jika demikian, siapa sosok dari Raja al-Hind sesungguhnya ? Adakah kemungkinan bahwa Raja al-Hind dari Nusantara?
Jika kita membuka lembaran sejarah, istilah “Malik al-Hind” sebagaimana tersebut di dlm Hadis al-Hakim diatas, jg dipergunakan oleh Raja-Raja dari kepulauan melayu / Nusantara. Hal ni bisa dilihat pd surat yg dikirimkan Raja Sriwijaya kepada Khalifah Bani Umayyah. Surat tersebut berbunyi:
“Dari Raja al-Hind - / tepatnya Kepulauan India) yg kandang binatangnya berisikan seribu gajah, (dan) yg istananya terbuat dari emas dan perak, yg dilayani seribu putri raja-raja, dan yg memiliki dua sungai besar (Batanghari dan Musi), yg mengairi pohon gahana (aloes), kepada Mu’awiyah...”Seperti disebutkan di atas, ada yg menyebut bahwa Raja Hindia tersebut dikenal jg dgn nama Abdullah Al-Samudri. Kata-kata al-Samudri menunjukkan bahwa beliau berkemungkinan berasal dari Sumatera.
Menurut wikipedia, nama Sumatera berasal dari kata 'Samudera'. Dan ada kemungkinan bahwa istilah “Samudera” sudah lama ada, jauh sebelum masa kerajaan “Samudera Pasai” di Aceh.
Kendati demikian, mengklaim / mengidentifikasikan sosok raja Hindia dimaksud sebagai Raja dari Nusantara memang perlu ada kajian lagi lebih mendalam.
Tapi hipotesa ni bukan hal yg mustahil, mengingat hubungan perniagaan antara Asia Tenggara dgn Jazirah Arab, sudah berlangsung sejak abad-7 M. Indikasi lain bahwa ajaran Islam di kepulauan Melayu telah ada di masa Rasulullah masih hidup.
sumber
source : http://tempo.co, http://integralist.blogspot.com, http://kompas.com
0 Response to "Raja Nusantara jumpa Rasulullah?"
Post a Comment