This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

Maksud 50 Ayat - Umum

Maksud 50 Ayatserliblog.blogspot.com - Pertanyaan : Apa maksud jarak pembacaan 50 ayat terkait permasalahan selesainya sahur ?. Apakah ia jarak antara selesai makan sahur dgn adzan ataukah bagaimana ?. Dapatkan ia dijadikan dalil sebagai pensyari’atan waktu imsak ?.Jawab :Alhamdulillah, wash-shalaatu was-salaamu ‘alaa Rasuulillah wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa man waalaah, wa ba’d: Hadits yg dimaksudkan adlh sebagai berikut:
عَنْ أَنَسٍ، عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: تَسَحَّرْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ، قُلْتُ: كَمْ كَانَ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالسَّحُورِ؟ قَالَ: قَدْرُ خَمْسِينَ آيَةً
Dari Anas, dari Zaid bin Tsabit radliyallaahu ‘anhuma ia berkata : Kami pernah makan sahur bersama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, kemudian kami berdiri untk shalat. Maka aku (Anas) berkata : Berapa lama jarak antara adzan dan makan sahur?. Ia (Zaid) menjawab : Kira-kira bacaan lima puluh ayat dari Al-Qur’an [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 1921 dan Muslim no. 1097]. Bacaan 50 ayat tersebut adlh bacaan yg pertengahan, tak terlalu cepat dan tak terlalu lambat. Dalam riwayat lain:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَزَيْدَ بْنَ ثَابِتٍ تَسَحَّرَا، فَلَمَّا فَرَغَا مِنْ سَحُورِهِمَا قَامَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الصَّلَاةِ فَصَلَّى، قُلْنَا لِأَنَسٍ: كَمْ كَانَ بَيْنَ فَرَاغِهِمَا مِنْ سَحُورِهِمَا وَدُخُولِهِمَا فِي الصَّلَاةِ؟ قَالَ: قَدْرُ مَا يَقْرَأُ الرَّجُلُ خَمْسِينَ آيَةً
Dari Anas bin Maalik : Bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan Zaid bin Tsaabit pernah makan sahur. Ketika mereka berdua selesai dari makan sahurnya, lalu Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam berdiri untk melakukan shalat Shubuh, lalu kemudian shalat. Kami (perawi) berkata kepada Anas : Berapa jarak antara selesainya mereka berdua makan sahur dgn masuknya mereka berdua ke dlm shalat? Anas radliyallaahu ‘anhu menjawab : Kira-kira waktu seseorang membaca Al-Qur`an sebanyak lima puluh ayat [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 576 & 1134]. Dalam riwayat lain:
عَنْ أَنَسٍ، عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ، قَالَ: تَسَحَّرْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَخَرَجْنَا إِلَى الْمَسْجِدِ، فَأُقِيمَتْ الصَّلَاةُ، قُلْتُ: كَمْ كَانَ بَيْنَهُمَا؟ قَالَ: " قَدْرُ مَا يَقْرَأُ الرَّجُلُ خَمْسِينَ آيَةً "
Dari Anas, dari Zaid bin Tsaabit, ia berkata : Kami pernah makan sahur bersama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Lalu kami keluar menuju masjid, kemudian dikumandangkanlah iqamat. Aku (Anas) berkata : Berapa lama jarak antara keduanya?. Ia (Zaid) menjawab : Kira-kira waktu seseorang membaca Al-Qur`an sebanyak lima puluh ayat [Diriwayatkan oleh Ahmad 5/182; shahih]. Riwayat-riwayat di atas menunjukkan bahwa yg dimaksudkan dgn bacaan 50 ayat adlh waktu antara selesai makan sahur dgn dikumandangkannya iqamat, bukan dikumandangkannya adzan. Dalam hal ini, iqamat disebut jg dgn adzan, sebagaimana sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam:
بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلَاةٌ ثَلَاثًا لِمَنْ شَاءَ
Diantara dua adzan[1] ada shalat - beliau mengatakannya tiga kali - bagi siapa saja yg ingin melakukannya [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 624]. Adapun waktu antara adzan dan iqamat sendiri secara umum adlh seukuran waktu mengumpulkan orang-orang datang untk shalat berjama’ah[2] dan kemudian melakukan ibadah-ibadah sunnah ringan sebelum shalat wajib[3] seperti shalat sunnah (shalat tahiyyatul-masjid[4]dan/atau shalat sunnah rawatib) dan berdoa[5]. Oleh karena itu, dpt dipahami waktu selesai makan sahur dgn waktu adzan Shubuh adlh berturutan. Tidak ada jeda imsak untk berhenti makan minum 10-20 menit sebelum adzan Shubuh dikumandangkan seperti kebiasaan yg berlaku di masyarakat. Mereka katakan, setelah tiba waktu imsak, makruh hukumnya makan dan minum. Perkataan ni jelas tak benar, karena waktu 10 menit sebelum fajar masih termasuk waktu-waktu utama untk mengakhirkan makan sahur. Dalam riwayat Anas di atas dpt diketahui bahwa ketika Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengakhirkan makan sahur dan beranjak pergi ke masjid, maka tak lama kemudian shalat pun ditegakkan (dikumandangkan iqamah). Begitu jg kebiasaan sebagian salaf yg mengakhirkan makan sahur. Bahkan kadang ketika telah selesai makan sahur dan tiba di masjid, adzan / iqamat telah dikumandangkan.
عَنْ أَبِيْ الطُّفَيْلِ أَنَّهُ تَسَحَّرَ فِي أَهْلِهِ فِي الْجَبَّانَةِ، ثُمَّ جَاءَ إلَى حُذَيْفَةَ وَهُوَ فِي دَارِ الْحَارِثِ بْنِ أَبِي رَبِيعَةَ، فَوَجَدَهُ: فَحَلَبَ لَهُ نَاقَةً فَنَاوَلَهُ، فقَالَ: إنِّي أُرِيدُ الصَّوْمَ، فقَالَ: وَأَنَا أُرِيدُ الصَّوْمَ فَشَرِبَ حُذَيْفَةُ وَأَخَذَ بِيَدِهِ فَدَفَعَ إلَى الْمَسْجِدِ حِينَ أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ
Dari Abuth-Thufail : Bahwasannya ia pernah sahur bersama keluarganya di Al-Jabbaanah. Kemudian ia mendatangi Hudzaifah yg waktu itu berada di rumah Al-Haarits bin Rabii’ah. Ia pun mendapatinya, lalu diperaskan untuknya susu onta betina, dan diberikan kepadanya. Abuth-Thufail berkata : Sesungguhnya aku berniat akan berpuasa. Hudzaifah berkata : Aku pun berniat akan berpuasa. Kemudian Hudzaifah meminumnya dan ia (Abuth-Thufail) mengambilnya dgn tangannya (ikut minum). Lalu mereka pun berjalan menuju masjid ketika shalat telah ditegakkan [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah, 3/10 no. 9028; sanadnya hasan].
عَنْ عَامِرِ بْنِ مَطَرٍ، قَالَ: أَتَيْتُ عَبْدَ اللَّهِ فِي دَارِهِ فَأَخْرَجَ لَنَا فَضْلَ سُحُورِهِ فَتَسَحَّرْنَا مَعَهُ فَأُقِيمَتِ الصَّلَاةُ فَخَرَجْنَا فَصَلَّيْنَا مَعَهُ
Dari ‘Aamir bin Mathar, ia berkata : Aku mendatangi ‘Abdullah (bin Mas’uud) di rumahnya, lalu ia menyuguhi kami kelebihan makan sahurnya, lalu kami pun sahur bersamanya. Setelah itu shalat diiqamati, maka kami pun keluar dan shalat bersamanya [Diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah, 3/10 no. 9024; sanadnya hasan]. Ini menunjukkan salaf tak mengenal waktu ‘imsak’ ala Indonesia. Kesimpulannya, maksud kadar waktu pembacaan 50 ayat adlh kadar antara selesainya makan sahur dgn iqamat; dan tak ada dalil dlm hadits ni pensyari’atan waktu imsak seperti dipraktekkan masyarakat umum.Wallaahu a’lam, semoga dpt menjawab apa yg ditanyakan. [abul-jauzaa’ - perumahan ciomas permai - 2 Ramadlan 1436/18062015 - 23:33]. Silakan baca artikel terkait: 1. Imsak-Imsak..... Saatnya Berhenti Makan !! 2. Hadits Sahur Ketika Adzan Berkumandang



[1] Maksudnya, antara adzan dan iqamat.[2] An-Nawawiy rahimahullah berkata:
فاتفق اصحابنا علي استحباب هذه القعدة قدر ما تجتمع الجماعة الا في صلاة المغرب فانه لا يؤخرها لضيق وقتها Para shahabat kami (dari kalangan ulama Syaafi’iyyah) telah sepakat tentang disunnahkannya mengadakan jarak waktu (antara adzan dan iqamat) ni seukuran masa bagi berkumpulnya orang-orang yg hendak berjama’ah shalat. Kecuali untk shalat maghrib, maka tak boleh menundanya (sampai orang-orang berkumpul semua) karena waktunya yg sempit [Al-Majmuu’, 3/121].[3]Mughnil-Muhtaaj, 1/138.[4] Berdasarkan riwayat:
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ السَّلَمِيِّ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يَجْلِسَ " Dari Abu Qataadah As-Sulamiy, bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Apabila salah seorang diantara kalian masuk masjid, hendaklah ia shalat dua raka’at sebelum ia duduk [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 444 & 1167 dan Muslim no. 714].
[5] Berdasarkan riwayat:
عَنْ أَنَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الدُّعَاءَ لَا يُرَدُّ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ، فَادْعُوا Dari Anas, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : Sesungguhnya doa yg diucapkan antara adzan dan iqamat tak akan ditolak, maka berdoalah [Diriwayatkan oleh Ahmad 3/155 & 254; shahih].

0 Response to "Maksud 50 Ayat - Umum"

Post a Comment

Contact

Name

Email *

Message *