serliblog.blogspot.com - Ilmu tasawuf adlh "mustikanya" agama Islam. Imam Al-Ghazali sendiri pernah membuat kitab yg luar biasa; Ihya' Ulummudin. Kitab tersebut intinya adlh petunjuk cara menghidupkan agama Islam.Menurut Imam Al-Ghazali, ilmu fikih tak boleh berdiri sendiri, tanpa didampingi ilmu tasawuf.
Ibarat manusia, ilmu syariat adlh tubuh, sedangkan ilmu hakikat adlh ruhnya. Menerapkan ilmu fikih tanpa didampingi ilmu tasawuf, akan menjadikan agama Islam seperti "mayat"; kaku, dingin, dan menakutkan. Sebaliknya, agama Islam yg dilengkapi ilmu tasawuf, membuat agama terasa "hidup" dan indah.
Dalam kesempatan kali ini, saya hendak memaparkan tiga kisah alim ulama yg ahli ilmu fikih sekaligus ahli ilmu tasawuf.
Dahulu, di abad ketiga hijriyah, pernah hidup seorang alim ulama yg ahli ilmu fikih sekaligus ahli ilmu tasawuf bernama Abu Yazid Al-Busthami.
Beliau adlh sosok yg luar biasa. Murid-muridnya sudah lintas negara dan lintas kelompok tarekat. Bukan hal yg mudah membimbing ribuan murid yg berlatar belakang sangat kompleks seperti itu.
Tapi, suatu hari, saat berjalan dgn beberapa murid terpilihnya, beliau melakukan hal yg sepele tapi tak mungkin bisa dilakukan oleh orang biasa. Di jalanan yg sempit tersebut, dari arah berlawanan, datanglah seekor anjing berwarna kuning lagi dekil. Anjing itu berlari.
Seketika itu pula, Abu Yazid Al-Busthami berkata para muridnya untk agak menepi, "Anjing itu pasti ada keperluan mendesak, sehingga anjing itu berlari, mari kita beri jalan."
Anjing berwarna kuning itu melewati rombongan para sufi tersebut sambil mengangguk, seperti memberi tanda berterima kasih. Kejadian yg tampak remeh, tapi sesungguhnya adlh sebuah cerita yg menunjukkan kualitas akhlak seorang Abu Yazid Al-Busthami.
Dari cerita yg tampak remeh di atas, kita bisa memetik sebuah ilmu hikmah yg luar biasa. Tak jarang kita yg hanya memiliki kelebihan yg sedikit saja sudah enggan bercengkerama dgn orang di bawah diri kita. Maunya hanya bergaul dgn orang-orang yg minimal selevel.
Marilah kita belajar pd sosok beliau. Abu Yazid Al-Busthami yg sudah berada di puncak derajat keulamaan dan tengah bersama para muridnya, tak gengsi mengalah demi seekor anjing dekil.
Dalam ilmu tasawuf, tanda orang berderajat tinggi di hadapanNya adlh senantiasa merendahkan dirinya di hadapan makhluk-makhlukNya yg sangat rendah sekalipun.
Dikutip Dari Buku Kembali Menjadi Manusia oleh Doni Febriando
other source : http://mushollarapi.blogspot.com, http://hipwee.com, http://flickr.com
0 Response to "Ahlaq 3 Wali Quthub: Syaikh Abu Yazid Al Busthami - Adab"
Post a Comment