Atheist Rasionalist kepada Blaise Pascal :
Tuhan itu tak ada. Ibadah itu sia-sia.
Blaise Pascal kepada Atheist : Kalau aku mati, dan ternyata di akhirat tak ada Tuhan, aku tak rugi karena telah beribadah dan berbuat baik sesuai dgn ajaran Tuhan. Dengan mengimani Tuhan, nanti saat mati aku bisa bergabung denganNya. Dengan berbuat baik, aku membahagiakan orang-orang disekitarku. Berbeda denganmu, jika kau mati dan ternyata di sana ada Tuhan, maka kau rugi karena terlanjur tak pernah beribadah kepadaNya.
Polytheist kepada Pascal : Baiklah Pascal, kita sepakat bahwa Tuhan itu ada. Tapi, kamu tetap bakalan tekor. Coba kamu pikir, bagaimana kalau ternyata kamu menyembah Tuhan yg salah karena Tuhan yg kamu pikir menjanjikan keselamatan itu cuma berdiam di satu gereja? Jangan salahkan siapapun kalau akhirnya kamu stuck sama satu Tuhan yg belum tentu bener itu. Kalau sampai salah sasaran pas nyembah Tuhan, pas kamu meninggal gabungnya bakal sama orang yg kamu sebut Atheist Rationalist itu. Tuhan yg sebenarnya bisa jadi ngerasa nggak pernah kamu sembah. Mendingan aku dong, nyembah banyak Tuhan sambil berbuat baik sesuai dgn perintah para Tuhan. Setidaknya aku memperkecil prosentase salah sasaran pas beribadah ke Tuhan. Siapa tahu dari sekian banyak Tuhan yg aku yakini, ada 1 yg benar.
Scriptualis kepada Mereka : Guys Guys, jadi gini guys. Nggak perlu ngobrolin Tuhan. Dia itu Maha Besar. Lebih besar dari otak dan jangkauan pikir kalian. Nah, udah pd bisa baca kan? Udah, imani aja apa yg ada di kitab suci. Iman akan menyelamatkan kalian dgn sendirinya. Nggak usah mikir berat-berat. Nanti pd gila. Nggak perlu mempermasalahkan hal yg udah jelas dalilnya. Kitab nggak mungkin salah. Itukan SabdaNya. Adanya alam semesta ni itu udah jadi bukti kuat kalau Tuhan itu ada.
Habermas kepada Scriptualis : Dalilnya jelas gimana? Menurut lu fungsinya ilmu hermeneutik itu apa? Ya karena tafsiran sebuah teks itu nggak tunggal. Harus relevan sama konteks saat teks dibuat, dan ditinjau sama konteks kekinian.
Agnostik kepada Mereka : Ada apa ribut-ribut soal Tuhan. Gini ya, nggak ada yg benar-benar bisa memverifikasi soal ada / nggaknya Tuhan. Nggak ada yg menjamin bahwa teks udah ngelewatin proses verifikasi yg bener. Berbuat baik aja sih. Hidup damai sama alam. Coba sini tunjukin siapa yg udah beneran ketemu sama Dia? Nggak ada kan? Percaya sama Tuhan itu hal personal, kalau beriman ya beriman aja, nggak usah koar-koar. Itu pengalaman spiritual pribadi kalian. Nggak usah norak deh ya. Namanya jg pencarian. Soalnya, kalau ada yg ngaku punya otoritas soal Tuhan apalagi sampai berani bilang udah ketemu Tuhan dan segala macemnya, artinya dia apa Freud…?
Freud kepada Agnostik : …orang gilak! Plus kayak anak kecil cemen yg dikit-dikit butuh ngadu ke Bokapnya.
Dijah Yellow kepada Mereka semua : Say No Dangdut, No Agnezmonica, No Raisa, No Ayu Ting Ting, No Syahrini, No Yuna, Say no to them. Say yeah to Dijahyellow I'm Hodijah I'm Not Artis
Freud kepada Dijah Yellow : Diaaaaam!!!
Felix Siaw kepada Mereka : Makanya, saya bilang jg apa, Khilafah adlh Solusi segala permalasahan ini!! Khusus buat Freud, "Udah, putusin aja!"
Yusuf Mansyur untk Mereka : Yang Solusi atas semuanya adlh Sedekah. Jadi, tolong itu kotak kencrengnya diputerin dulu. Insyaallah Tuhan akan melipat gandakan kebaikan ente semua.
Freud kepada Yusuf Mansyur : Gila apa! Siapa yg mau ada double Dijah Yellow di muka bumi ini. Satu aja udah berisik gini. Ada masalah sama alam bawah sadarmu tuh!
Determinis kepada Mereka : Melihat kalian debat begini indah ya. Kalian nggak sadar apa kalau sesungguhnya debat ni adlh bagian dari takdir Tuhan. Tuhan sudah merencanakan hal ini. Kayaknya aja ni keliatan panas, tapi yakinlah bahwa ada rencana yg indah dibalik ni semua.
Free Will kepada Determinis : Ya terserah kalian aja mau dilanjut apa nggak bahasannya. Kan hidup itu pilihan. Tanggung konsekuensinya aja sih. Kalau selesai ya selesai aja. Tuhan mah nggak ikut campur dlm hal ini. Tuhan punya hal yg lebih besar dan penting untk dikerjakan daripada soal-soal printilan cem kongres ini. GR banget deh dikit-dikit ngerasa urusannya diikut campurin sama Tuhan. Ntar kalau kena musibah nyalahin Tuhan pulak! Kek gitu mah udah hukum sebab akibat. Kalian bebas milih kok. Kalau mau lanjut ya monggo, tapi konsekuensinya kalau lanjut bahas Tuhan apa Goen? Yang pernah kamu bilang itu lho…
Goenawan Mohamad pd Free Will : …Tuhan dan hal-hal yg tak selesai?
Free Will kepada Goenawan Mohammad : Nah! Iya. Itu!
Sufi pd Mereka semua: Hadirin sekalian, tak perlu bertengkar. Sesungguhnya Tuhan adlh Cinta. Cinta adlh Tuhan. Apakah kalian bisa merasakan Cinta? Jika tidak, maka hati kalian telah keras. Masih ada jalan untk melembutkannya kembali.
Chu Pat Kay kepada Sufi : Cinta… Deritanya tiada akhir…
Band Sisir Tanah kepada Chu Pat Kay : Yang wajib dari cinta adlh mesra; Yang wajib dari mesra adlh rasa; Yang wajib dari rasa adlh luka.
Abdul Hadi WM kepada Mereka : Izinkan saya berpuisi untk menenangkan ni semua; Tuhan, Kita begitu dekat; Sebagai api dgn panas: Aku panas dlm apiMu;
Tukang dagang Minuman : Panas pak? Mangga pak, Mijonnya Mijon Mijon. Yang dingin, yg dingin. Mijonnya pak.
Perenialis pd Mereka : Begini ya kawan-kawan. Kebenaran akan Tuhan itu adlh sebuah konsekuensi logis Cosmos. Dia bagai sumber cahaya, yg sinarnya ditangkap dgn media yg berbeda oleh para umatNya. Apapun medianya toh sumbernya tetap Tuhan. Jika ditanya bagaimana kita bisa tahu mana media itu menampung terang yg berasal dari Tuhan dan mana yg terangnya itu dari bohlam abal-abal? Jawabnya, cari yg ada kesamaan tradisi antar satu media dgn media lainnya. Jadi, pintar-pintar kalian ajalah pilih media penyembahan Tuhan kayak apa. Tergantung kecocokan jiwa kalian aja terhadap yg kalian anut. Orang intelektual itu pasti spiritual. Kalau kalian emang kaum intelek, pasti yg kayak gini udah selesai. Kalau landasan berpikirnya masih justifikasi kitab suci, dijamin deh, sampai kapanpun akan terus berpolemik.
Postmodern kepada Mereka semua : Coba ngana pikir, ngapain kita buang-buang energi ngebahas beginian? Lalu dpt apa di sini? Kalian nggak akan dpt kesimpulanya. Kalaupun dapet kesimpulannya, lalu apa? Setelah ni semua selesai, buat apa? Udah sih, kalian semua itu bener menurut kalian. Segala sesuatu itu sifatnya relatif. Hargai aja.
Gusdur kepada Mereka Semua : Tuhan tak perlu dibela. Gitu aja kok repot!
source : http://syaharbanu.blogspot.com, http://detik.com, http://google.com
0 Response to "[Diskusi] Kongres Ketuhanan"
Post a Comment