This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

Memahami Kebudayaan & Masyarakat dalam Antropologi

serliblog.blogspot.com - Memahami Kebudayaan dan Masyarakat Dalam Antropologi - Manusia berbeda dgn makhluk hidup lainnya yg memiliki program khusus yg membuat mereka bisa bertahan dlm situasi dan kondisi apapun. Ketika manusia lahir kemuka bumi tanpa ada masyarakat yg melindungi, maka manusia akan mati. Tanpa adanya kebudayaan sebagai pijakan pola perilaku manusia pun akan punah sebelum menemukan bagimana caranya untk menyelamatkan diri. Manusia jg terlahir sebagai makhluk sosial, yg secara alami memiliki keinginan untk berinteraksi dgn orang-orang disekitarnya.

Memahami Kebudayaan & Masyarakat dalam Antropologi
image source: psychoculturalcinema.com
baca juga: Memahami Teori Kepribadian Khas Kolektif dan Individual

Kebudayaan

Masyarakat seringkali tak menyadari bahwa mereka hidup dan mengikuti seperangkat keyakinan (belief) dan kebiasaan (custom) yg menjelma menjadi seperangkat aturan dan tata cara yg ketika diramu dgn gagasan dan nilai akan bertransformasi menjadi sebuah kebudayaan (culture).

Secara umum kebudayaan dipahami sebagai segala sesuatu yg dipelajari dan dialami bersama secara sosial oleh para anggota masyarakat. Kebudayaan dpt dibagi dua: materi dan non materi. Kebudayaan non materi yaitu katak-kata/bahasa yg digunakan suatu masyarakat tertentu, hasil pemikiran, adat-istiadat, keyakinan dan kebiasaaan. Sedangkan kebudayaan materi merupakan hasil perkembangan kebudayaan non materi dan tak ada artinya tanpa kebudayaan non materi, seperti : alat-alat memasak, perhiasan, mobil dsb.

Dalam realitanya, kebanyakan orang sudah membedakan antara kebudayaan dgn masyarakat. Berikut perbedaan mendasar antara kebudayaan dgn masyarakat :

KebudayaanMasyarakat
Sistem norma dan nilaiSekumpulan manusia yg mendiami wilayah tertentu dlm kurun waktu tertentu
Terorganisir dan merupakan pegangan bagi masyarakatOrganisasi manusia yg saling berhubungan satu sama lain
Khas, unikMasyarakat yg berbeda, bisa saja memiliki kebudayaan yg sama (ex: Amerika Serikat dan Kanada)

Perkembangan Sosial dan Kebudayaan

Faktor-faktor yg mempengaruhi kebudayaan:

1. Faktor Biologis
Pada bagian ini, mengamati tentang dasar-dasar biologis dariperilaku manusia dan tentang interaksi biologi dan kebudayaan mempengaruhi manusia dan perkembangan masyarakat. Auguste Comte memaparkan tiga tingkatan pemikiran manusia yg mempengaruhi kebudayaan manusia dan kehidupan sosial:
  • Theologies
  • Metafisis ((filosofis)
  • Positif (ilmiah)

Menurut Comte, pengaruh terbesar dari tiga tingkatan ni yakni membuat perubahan di dlm masyarakat dgn meningkatnya optimism masyarakat , meningkatkan kemajuan dan mengakhiri kesengsaraan.

2. Faktor Geografis
Iklim dan geografi merupakan factor penting pembentuk kebudayaan. Seperti peradaban kuno Mesir Kuno dan Mesopotamia, tumbuh dan berkembang karena factor geografisnya. Faktor geografis yg mempengaruhi perkembangan kebudayaan:
  • Tanah yg subur
  • Transportasi yg mudah

Di Indonesia sendiri saat ni sedang mengalami masa pancaroba sebagai akibat tuntutan reformasi secara menyeluruh yg berpangkal pd kegiatan pembangunan nasional yg menerapkan teknologi maju untk mempercepat pelaksanaannya. Di lain pihak, tanpa disadari, penerapan teknologi maju itu menuntut acuan nilai-nilai budaya, norma-norma sosial dan orientasi baru. Masyarakat Indonesia yg majemuk dgn multicultural menhadapi tantangan-tangan baru dlm menata kembali tatanan sosial, politik dan kebudayaan dewasa ini.

Penerapan teknologi maju

Penerapan teknologi maju untk mempercepat pebangunan nasional menuntut pengembangan perangkat nilai budaya, norma sosial disamping ketrampilan dan keahlian tenagakerja dgn sikap mental yg mendukungnya. Penerapan teknologi maju yg mahal biayanya itu memerlukan penanaman modal yg besar (intensive capital investment) yg harus dikelola secara professional agar dpt mendatangkan keuntungan materi seoptimal mungkin. Tanpa disadari, kenyataan tersebut memacu perkembangan tatanan sosial disegenap sektor kehidupan.

Keterbatasan lingkungan (Environment Scarcity)

Penerapan teknologi maju yg mahal biayanya cenderung bersifat eksploitatif dan ekspansif dlm pelaksanaannya. Untuk mengejar keuntungan materi seoptimal mungkin, mesin-mesin berat yg mahal harganya dan biaya perawatannya, mendorong pengusaha untk menggunakannya secara intensif tanpa mengenal waktu. Pembabatan hutan secara besar-besaran tanpa mengenal waktu siang dan malam, demikian jg mesin pabrik harus bekerja terus menerus dan mengoah bahan mentah menjadi barang jadi yg siap di lempar ke pasar. Pemenuhan bahan mentah yg diperlukan telah menimbulkan tekanan pd lingkungan yg pd gilirannya mengancam kehidupan penduduk yg dilahirkan, dibesarkan dan mengembangkan kehidupan di lingkungan yg di explotasi secara besar-besaran. Di samping itu penerapan teknologi maju jg cenderung tak mengenal batas lingkungan geografik, sosial dan kebudayaan maupun politik. Di mana ada sumber daya alam yg diperlukan untk memperlancar kegiatan industri yg ditopang dgn peralatan modern, kesana pula mesin-mesin modern didatangkan dan digunakan tanpa memperhatikan kearifan lingkungan (ecological wisdom) penduduk setempat.

Ketimpangan sosial-budaya antar penduduk pedesaan dan perkotaan ni pd gilirannya jg menjadi salah satu pemicu perkembangan norma-norma sosial dan nilai-nilai budaya yg befungsi sebagai pedoman dan kerangka acuan penduduk perdesaan yg harus nmampu memperluas jaringan sosial secara menguntungkan. Apa yg seringkali dilupakan orang adlh lumpuhnya pranata sosial lama sehingga penduduk seolah-olahkehilangan pedoman dlm melakukan kegiatan. Kalaupun pranata sosial itu masih ada, tapi tak berfungsi lagi dlm menata kehidupan pendudduk sehari-hari. Seolah-olah terah terjadi kelumpuhan sosial seperti kasus lumpur panas Sidoarjo, pembalakan liar oleh orang kota, penyitaan kayu tebangan tanpa alas an hokum yg jelas, penguasaan lahan oleh mereka yg tak berhak. Kelumpuhan sosial itu telah menimbulkan konflik sosial yg berkepanjangan dan berlanjut dgn pertikaian yg disertai kekerasan ataupun amuk.

Kebudayaan sebagai Sistem Norma

Kebudayaan bersifat normatif karena berkaitan dgn aturan-aturan yg harus diikuti di tengah-tengah masyarakat. Dalam hal ini, norma dpt dibagi dlm dua kategori:
  1. Norma Statis : kebudayaan yg nyata, yg ada di masayarakat.
  2. Norma Budaya : konsep yg diharapkan ada, bentuk ideal dari aturan-aturan.

Kebudayaan /sistem norma ni terbentuk dari:

a. Kebiasaan : suatu cara yg lazim, wajar dan diulang-ulang dlm melakukan sesuatu oleh sekelompok orang, yg diturunkan kegenerasi berikutnya.

Contoh : ada kelompok masyarakat yg terbiasa makan dgn tangan, ada yg dgn sendok dan garpu.

b. Tata Kelakuan : gagasan yg kuat mengenai salah dan benar yg menuntut tindakan tertentu dan melarang tindakan yg lain. Seringkali aturan benar/salah tersebut diyakini oleh sekelompok orang, tapi belum tentu berlaku benar/salah bagi kelompok lain. Hal ni terkait dgn tabu di masyarakat.

Contoh: di beberapa kelompok tabu memakan kuda dan babi, di anggap tak sopan ketika memalingkan muka disaat lawan bicara sedang berbicara. Tata kelakuan pd abad pertengahan membenarkan gereja untk membiarkan pelacuran dan turut menikmati hasilnya,

c. Lembaga : sistem hubungan sosial yg terorganisir yg mewujudkan nilai- nilai dan tata cara umum tertentu dan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat tertentu. Bersifat resmi dan memaksa.

Suatu lembaga mencakup: (a) Seperangkat pola perilaku yg telah distandardisasi dgn baik, (b) Serangkaian tata kelakuan, sikap dan nilai-nilai yg mendukung dan, (c) Sebentuk tradisi, ritual dan upacara, simbol, pakaian dan perlengkapan-perlengkapan lain.

d. Hukum : Hukum berfungsi untk memperkuat tata kelakuan. Karena walau masayarakat telah dipagari oleh aturan benar/salah, tetap saja ada sebagian manusia yg ingin melanggarnya. Tapi di sisi lain, hukum jg bisa menjadi alat bagi sebagian orang untk berkuasa dan mengendalikan serta mengeksploitasi golongan lainnya.

e. Nilai : gagasan mengenai apakah pengalaman berarti / tak berarti. Suatu kebudayaan dianggap sah jika secara moral dpt diterima dan secara nilai dpt diterima.

Kebudayaan Khusus (subculture) dan Kebudayaan Tandingan (counterculture)

Masyarakat terdiri atas berbagai kelompok/golongan dgn berbagai kebudayaannya masing-masing. Perkembangan teknologi dan kemudahan transportasi membuat interaksi antar kelompok/golongan semakin meluas. Meluasnya interaksi ini, berpengaruh pula para produk kebudayaan. Sebagai contoh kaum migran yg berpindah dari negara asal ke negara tujuannya, biasanya akan memadukan budaya asal yg dimiliki dgn budaya setempat. Perpaduan ini, yg menimbulkan kharakter khusus, disebut dgn kebudayaan khusus.

Kebudayaan tandingan (counterculture), berbeda dgn kebudayaan khusus.Kebudayaan tandingan bisa diartikan sebagai budaya/norma/nilai-nilai yg dianut sekelompok orang yg bertentangan dgn norma/budaya/nilai/aturan yg ada pd suatu kelompok masyarakat secara umum. Contoh genk/kelompok mafia, mereka memiliki aturan/nilai/norma mereka sendiri, yg berbeda dgn aturan/nilai/norma yg ada di tengah-tengah masyarakat. Kebudayaan tandingan ni menimbulkan banyak perubahan sosial di dlm masyarakat.

Relativisme Budaya

Relativisme budaya yaitu suatu keadaan dimana fungsi dan arti suatu unsur berhubungan dgn lingkungan dan kebudayaannya. Unsur itu sendiri bersifat netral, tapi memiliki nilai (baik/buruk) setelah disandingkan dgn budaya. Contoh : Pakaian berbulu tebak baik di daerah Antartika, tapi tak di negara tropis. Hamil sebelum menikah adlh buruk di kebudayaan Indonesia, tapi tak bagi masyarakat Bontoc di Filipina.

Daftar Pustaka
  1. Horton, Paul B. dan Chester L. Hunt. 1999. Sosiologi (Bagian 1 dan 2): Jakarta, Penerbit Erlangga
  2. ames D Thomspon dlm Soekanto, Soejorno, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajagrafindo Persada, hal.68

Sekian artikel tentang Memahami Kebudayaan dan Masyarakat Dalam Antropologi.

other source : http://ilmupsikologi.com, http://lintas.me, http://twitter.com

0 Response to "Memahami Kebudayaan & Masyarakat dalam Antropologi"

Post a Comment

Contact

Name

Email *

Message *