![]() |
serliblog.blogspot.com - Foto: yayansupriyatna.blogspot.com |
D |
Ustadz itu menjawab, Kalau pengen tahu nyampai / gak, dia harus mati dulu. Saya terkejut mendengar jawaban sang ustadz. Terus terang, saya baru kali itu mendengar jawaban demikian saat ada seseorang melarang tahlil dan doa kirim arwah dan sebagainya. Selama ini, selalu ayat al-Qur’an / Hadits yg saya dengar. Saya tak perlu menjelaskan di sini bunyi ayat-ayatnya / haditsnya. Sebab, terlalu panjang untk ditulis. Tampaknya, ustadz itu menjawab demikian untk menghindari polemik yg tak berkesudahan soal tahlil dan kirim doa buat arwah. Saya pikir jawabannya logis juga. Kalau orang itu tak percaya bahwa doa kepada arwah itu tak nyampai, ya cobalah ia mati dulu. Kalau sudah merasakannya, maka bisa balik lagi ke dunia. Tetapi, saya pikir ni sangat mustahil. Sebab, orang tak mungkin coba-coba untk mati dulu untk mendapatkan kebenaran agama. Maka, saya pun pamit pulang karena ada banyak kerjaan di rumah. Saya harus mengetik, sebab deadline sedang di depan mata. Saya pun berdiri dan ustadz muda itu pun mengikuti. Saya mematikan lampu dan ia pun melakukan hal yg sama. Tetapi, saat saya keluar dari pintu sebelah kiri mushola, ia malah kembali lagi ke dalam. Saya mau dzikir dulu sebentar, ujarnya. Lha, kenapa tadi ikut bangun dan mesti dimatiin segala lampunya, bisik saya dlm hati. Mungkin ustadz muda itu jg sedang mengatakan Mati Dulu untk sang listrik. Biarkan ia menyelami keagungan-Mu dulu dlm lembah dzikir. Biarkan kegelapan itu mengusap tubuhnya agar percikan-percikan berkah-Mu dpt ia rasakan. Begitulah yg ia lakukan saban hari. Setiap kali shalat Isya berjamaah di mushola dan kebetulan kami bertemu, kami pun lanjutkan dgn obrolan. Lalu, saya pergi dan dia kembali melakukan aktivitasnya di mushola: berdzikir dan tadzkirah. Sosok ustadz muda, yg meski belum tua tetapi telah menemukan sebuah inti kehidupan Ilahiyah. Saya yg lebih tua darinya pun, terus belajar kepadanya bagaimana agar bisa istiqamah. Berkah buatnya, ya Allah!
other source : http://solopos.com, http://epholic.blogspot.com, http://pinterest.com
0 Response to "[Opini] MATI DULU"
Post a Comment