Sinopsis Jodha Akbar episode 531 by Sally Diandra. Hamida sedang ngobrol bersama Aram Bano di kamar Hamida, tiba tiba Aram Bano meminta neneknya itu mengajarinya menari, awalnya Hamida tak mau tapi Aram Bano terus mendesak, akhirnya Hamida menuruti keinginan cucu bungsunya ni “Baiklah nenek akan mengajari kamu menari, caranya begini, sayang ... tangan kanan begini lalu tangan kiri begini” Hamida mulai mengajari Aram Bano menari dgn gerakan tangannya ke kanan dan ke kiri, Aram Bano senang melihat neneknya mengajarinya menari, tak lama kemudian Salima masuk ke kamar Hamida. Hamida merasa malu ketika mengetahui keberadaan Salima di kamarnya “Oooh Salima kamu disini ?” Salima hanya tersenyum melihat ibu mertuanya menari nari di depan Aram Bano “Aram Bano yg memintaku untk menari, Salima” Aram Bano menyeringai senang seraya berkata “Nenek menari sangat baik, ibu Salima” Salima tersenyum ke arah Aram Bano tak lama kemudian Aram Bano meninggalkan mereka berdua “Bagaimana keadaan ibu ?” Salima mulai membuka pembicaraan “Ibu merasa baik baik saja kalau berkumpul dgn anak anak” Hamida mengajak Salima untk duduk “Apakah ibu akan datang ke perayaan ulang tahun Ratu Rukayah nanti ?” nada suara Salima terdengar cemas “Iya, tentu saja !” Hamida nampak sangat bersemangat “Ibu, ada sesuatu yg ingin aku bicarakan dgn ibu, ni menyangkut Ratu Jodha” Hamida kaget dan tak lama kemudian Salima mulai menceritakan kejadian pertengkaran antara Jodha dan Rukayah hingga Jodha menampar Rukayah “Hal ni tak baik, Salima ... aku akan bicara dgn Jodha !” Hamida terkejut dan tak suka dgn perilaku Jodha yg mulai berubah
Sementara itu Jodha sedang berjalan menuju ke kamar Rukayah, Laboni terus mengikutinya di belakang sambil memlintir mlintir ujung rambutnya yg ikal dan memperhatikan ke sekelilingnya, para pelayan yg berpapasan dgn Jodha di sepanjang halaman istana, merasa ketakutan begitu melihat Jodha, mereka segera menghindar menjauh daripada harus berlama lama di dekat Jodha, rupanya kejadian semalam ketika Jodha menampar Rukayah telah menyebar ke seluruh istana “Mengapa semua orang ketakutan begitu melihat diriku ? Ada apa ni ? Aku yakin pasti semalam Laboni melakukan sesuatu hingga membuat semua orang ketakutan seperti ini” bathin Jodha dlm hati. Sesampainya di kamar Rukayah, saat itu Rukayah sedang berkumpul dgn ratu ratu lainnya, begitu mereka mengetahui Jodha memasuki kamar Rukayah, para ratu tersebut segera pergi meninggalkan mereka berdua. Jodha memberikan salamnya ke Rukayah “Salam Ratu Rukayah ... aku ingin berbicara sesuatu denganmu” perangai Jodha kali ni berbeda tak seperti tadi malam, dgn dandanan ala Jodha yg sebenarnya, Jodha menatap Rukayah dgn wajah menyesal dan memelas tapi Rukayah menatap Jodha dgn tatapan mata yg marah dan kesal “Apa yg mau kamu bicarakan dgn Rukayah, Jodha ?” Laboni yg terus menghantuinya tiba tiba berbisik di telinga Jodha, membuat Jodha kaget “Aku tak ingin bicara dgn kamu !” nada suara Rukayah terdengar marah “Sekarang permainan akan berjalan dgn lancar, Jodha” ujar Laboni yg tiba tiba berada di belakang Rukayah, Jodha semakin panik melihat kelakuan Laboni.
“Apa yg sudah kamu lakukan ke aku apakah masih kurang ? Lalu kamu datang kesini mau menghina aku lagi begitu ?” Jodha merasa tak enak dgn Rukayah “Hari ni di pesta perayaan ulang tahunku, aku akan memberikan kamu pelajaran ! Aku akan menang sekarang !” suara Rukayah terdengar meninggi “Aku selalu ingin agar kamu menang, Ratu Rukayah” Jodha berusaha merendah “Jangan coba coba menunjukkan wajahmu yg merasa tak bersalah itu ! Aku tak akan membiarkan kamu sekarang !” Rukayah semakin kesal “Rukayah hanya bisa berteriak pd Jodha yg malang, tunggu saja nanti malam, aku akan merasuki tubuh Jodha dan akulah yg akan memberinya pelajaran” bathin Laboni dlm hati sambil memandang kesal ke arah Rukayah “Ratu Rukayah, aku benar benar meminta maaf atas semua yg terjadi semalam” Rukayah tak menggubris permintaan maaf Jodha, Jodha segera meninggalkan Rukayah, sementara Laboni memandang Rukayah dgn perasaan yg marah dan berlalu mengikuti Jodha.
Sepeninggal Jodha, Rukayah segera memanggil pelayan setianya Hoshiyar “Hoshiyaaaar !!!” Hoshiyar bergegas berlari menemui majikannya itu “Hoshiyar, apakah para penari sudah datang ?” Hoshiyar segera menganggukkan kepalanya “Tentu saja Ratu Rukayah, semuanya sudah di persiapkan dgn baik” Rukayah tersenyum sinis sambil membayangkan rencana apa yg akan dilakukannya nanti.
Anarkali sedang bersiap siap menari di rumahnya saat Salim datang menemuinya “Kamu disini ?” Anarkali terkejut begitu melihat kehadiran Salim disana “Apakah kamu tak suka menghabiskan waktu bersamaku ?” Salim mendekatan tubuhnya ke tubuh Anarkali yg sedang duduk di bawah “Bukan seperti itu, Salim ... tapi bagaimana bila Yang Mulia melihat kita ?” Anarkali merasa cemas “Jika kamu takut hubungan kita tak mempunyai nama, tak di ketahui oleh orang maka kamu tak usah khawatir, aku akan segera mengumumkan hubungan kita malam ni dan jika ada seseorang yg tak berkenan dgn hubungan kita maka kita akan pergi menjauh dari sini, aku akan selalu bersamamu, kamu hanya cukup memeluk aku dan tak usah mengatakan apa apa, serahkan semuanya padaku” Anarkali langsung memeluk kekasihnya itu.
Di kamar Jodha, Jodha sedang merenung sedih, sementara Moti sedang menyiapkan untk pemujaan Dewa Khrisna “Jodha, semuanya sudah siap” Jodha mengangguk lemah, kemudian berjalan ke depan kuil Dewa Khrisna dan duduk bersimpuh disana, meskipun patung Dewa Khrisna belum selesai diperbaiki tapi Jodha tetap memberikan pemujaan pd Dewa Khrisna, ketika Moti meninggalkannya sendirian, tak lama kemudian Laboni menemui dan ikut duduk bersimpuh di sebelah Jodha seraya berkata “Kamu tak akan melakukan pemujaan ini, Jodha !” Laboni menatap Jodha tajam “Aku tetap akan melakukannya !” Jodha bersikeras sambil memegang baki aarti yg akan di lakukannya untk pemujaan, tiba tiba Laboni melempar baki aarti tersebut sehingga isinya tumpah berserakan, Jodha kaget tapi hal ni tak mengurungkan niat Jodha untk melakukan pemujaan pd Dewa Khrisna, Jodha segera meletakkan minyak di atas tangannya kemudian menyalakan api di atas tangannya dan melakukan pemujaan untk Dewa Khrisna, Laboni marah dan frustasi melihat Jodha melakukan pemujaan tersebut, apalagi ketika Jodha menyanyikan lagu puji pujian Bhajan untk Dewa Khrisna, Laboni marah sambil menutupi kedua telinganya “Hentikan ! Hentikan ini, Jodha !” Laboni merasa gelisah dan berteriak kencang tapi Jodha terus menyanyikan Bhajan untk Dewa Khrisna, Jodha malah semakin mengencangkan suaranya menyanyikan puji pujian itu ketika melihat Laboni tak suka mendengarnya, setelah selesai melakukan pemujaan, Jodha berdoa pd Dewa Khrisna “Kahnaa, tolonglah aku dan keluargaku, lindungilah kami, Kahnaa” Laboni tersenyum sinis kearah Jodha
“Patung Dewa Khrisna tak ada disini tapi mengapa kamu tetap melakukan pemujaan ?” Jodha tersenyum ke arah Laboni “Itu adlh kepercayaan bukan semata mata karena patung, kepercayaan ni membuat aku percaya bahwa kebaikan akan selalu menang terhadap kejahatan dan kamu jg akan segera berakhir, Laboni !” Laboni yg saat itu hendak mencekik Jodha tiba tiba menghentikan tindakannya ketika Jalal masuk ke kamar Jodha “Ratu Jodha, ada apa dgn tangan kamu ? Tangan kamu terbakar ?” Jalal merasa heran dan khawatir melihat tangan Jodha yg terluka kemudian mengajak Jodha untk duduk di tepi ranjang “Aku akan mengobati lukamu” Jalal segera mengambil salep obat buatan Jodha dan membalurkan di tangan Jodha, Jodha merasa kesakitan “Bagaimana bisa tanganmu terbakar ?” Jalal merasa cemas “Katakan padanya Jodha ! Dan nyawanya akan langsung menghilang saat ni jg !” Laboni mengancam Jodha dari arah belakang Jalal dgn tangannya yg siap mencekik leher Jalal, Jodha kaget
“Tanganku tadi terbakar oleh lampu Diya, Yang Mulia” suara Jodha terdengar bingung “Kenapa kamu bisa ceroboh seperti itu, Ratu Jodha ?” Jalal masih merasa khawatir pd Jodha “Bagaimana caranya aku mengatakan pd Yang Mulia kalau arwah Laboni sedang mempermainkan diriku” bathin Jodha dlm hati dgn gelisah “Ada apa, Ratu Jodha ?” Jalal merasa ada yg aneh dgn perangai Jodha “Tidak ada apa apa, Yang Mulia” Jodha merasa terintimidasi oleh Laboni “Aku pikir kamu pasti membutuhkan aku, aku akan selalu bersamamu” saat itu Jalal hendak memeluk Jodha tapi Laboni berteriak “Tidaaaakkkk !!” Jodha kaget dan kikuk di depan Jalal “Yang Mulia, aku ingin beristirahat” Jalal mengerti kalau Jodha ingin sendiri “Baiklah kalau begitu, aku akan meninggalkanmu agar kamu bisa beristirahat” ujar Jalal sambil membelai Jodha lembut kemudian meninggalkan Jodha sendirian.
Sepeninggal Jalal, Laboni segera duduk di sebelah Jodha “Permainan telah berjalan sangat baik, Jalal akan membenci kamu di siang hari karena perlakuanmu dan dia akan mencintai aku pd malam hari” Laboni tersenyum senang, Jodha berang “Mengapa kamu melakukan ni semua ? Aku tak pernah melakukan kesalahan padamu” Jodha semakin kesal dgn Laboni “Karena kamu adlh istri kesayangan Jalal dan aku menginginkan Jalal dan lagi kamu jg telah membunuh aku maka sekarang aku akan membunuh kamu tiap hari, Jodha !”
Di halaman istana, Rahim memberitahukan pd Todar Mal dan Abu Fazal tentang perngaruh Sabudhin ke Murad “Aku yakin kalau Sabudhin itu yg menghasut Murad untk melawan Salim, dia ingin Salim dibunuh ! Kalian ingatkan ketika Salim di serang di Mewar juga” Rahim merasa geram “Kita sebaiknya jangan memberitahukan Yang Mulia terlebih dulu karena kita belum punya bukti apapun yg menunjukkan kalau dia akan melawan Salim akan tetapi kita tetap waspada dan mengawasi dia” Abu Fazal, Todar Mal dan Rahim menyiapkan diri mereka untk mengawasi Sabudhin
Malam harinya, Jodha sedang duduk termenung di tepi jendela, Moti menghampirinya dan mengabarkan kalau semua lampu minyak telah dia nyalakan kemudian Moti meninggalkan Jodha “Malam telah tiba, sebentar lagi Laboni pasti akan datang dan akan memaksa aku melakukan sesuatu yg tak pernah aku ingin lakukan” bathin Jodha dlm hati, tepat pd saat itu Laboni memegang bahunya dan berkata “Waaah semuanya telah dipersiapkan rupanya, aku pasti akan sangat menikmati malam ini” tapi tiba tiba Jodha berdiri seraya berkata “Cukup, Laboni ! Aku tak akan mengijinkan kamu untk menggunakan tubuhku lagi !” suara Jodha terdengar marah “Jadi ... kamu akan menghentikan aku ?” Laboni segera mendorong tubuh Jodha hingga terjatuh, Jodha segera mengucapkan mantra mantra dlm agama Hindu agar Laboni takut, Laboni malah tertawa “Itu tak akan berhasil, Jodha !” ujar Laboni sambil langsung memasuki tubuh Jodha secepat kilat, tubuh Jodha bergetar hebat karena arwah Laboni telah merasuki tubuhnya seraya berteriak “Tidak ada mantra apapun yg akan berhasil menghentikan aku !” Jodha berteriak lantang sambil menampar pipinya sendiri berulang kali tapi arwah Jodha yg asli menolak arwah Laboni hingga Laboni keluar dari tubuh Jodha dan terjatuh di bawah kaki Jodha “Aku tak akan membiarkan kamu, Jodha !” Laboni kembali merasuki tubuh Jodha hingga Jodha terjatuh di ranjang dan berkata “Malam ni adlh milikku !” teriak Jodha lantang sambil tertawa cekikikan, arwah Laboni telah menguasai dirinya kembali.
Tak lama kemudian, Salim memasuki kamar Jodha, Salim merasa heran melihat situasi kamar ibunya yg berantakan, saat itu Jodha sedang duduk dilantai sambil menundukkan mukanya di atas meja “Ibu, apakah ibu baik baik saja ?” Salim merasa khawatir dgn ibunya, Jodha segera bangun, arwah Laboni telah merasuki tubuhnya “Aku baik baik saja, Salim ... mengapa kamu kesini ?” ujar Jodha sambil melempar racikan bunga disebelahnya ke atas dan memandang Salim tajam “Ibu, aku ingin mengatakan sesuatu yg sangat penting” Jodha kembali memandang Salim tajam, Salim merasa heran karena ibunya tak pernah bertingkah seperti ni “Pertama, ambilkan kinang yg ada diatas meja itu untukku” Salim melihat kearah meja kemudian mengambilkan kinang itu untk ibunya “Mulai kapan ibu menginang ?” Jodha mengambil salah satu kinang dan memakannya lahap sambil menjilati jemari tangannya “Aku telah memakannya sejak aku masih kanak kanak, ada masalah apa ?” Jodha duduk bersandar dgn salah satu tangannya di atas guling kecil dgn lututnya yg di tekuk sambil memainkan racikan bunga di tangannya “Ibu, aku tak mencintai Maan Bai dan aku tak ingin menikahinya” Salim mulai mengutarakan maksud kedatangannya dgn perasaan was was “Seseorang yg tak kamu cintai, seharusnya tak kamu nikahi” Salim merasa senang ketika Jodha mendukungnya, Salim segera duduk bersimpuh di bawah dan memegang lengan Jodha “Aku tak pernah mengira kalau ternyata ibu setuju denganku secepat ini, apakah ibu ingat penari kerajaan, dia itu gadis yg mulia, ibu” Jodha yg kerasukan arwah Laboni mendengarkan penjelasan Salim dgn tatapannya yg aneh “Aku sangat mencintai Anarkali, bu ... kami ingin menghabiskan sisa hidup kami bersama sama, apakah ibu bisa mengatakan hal ni ke Yang Mulia ?” Jodha segera menatap ke arah Salim tajam, Salim sedikit tertegun ketika melihat tatapan Jodha yg aneh, kemudian Jodha melemparkan racikan bunga yg di pegangnya sedari tadi ke arah Salim kemudian tertawa cekikikan “Kalau kamu mencintai Anarkali, maka ibu akan mendukung kamu tapi ingat !” Jodha berbalik ke arah Salim sambil menunjuk Salim dgn jari telunjukknya “Ingat ! Ada banyak permasalahan dlm cinta ! Kamu harus lebih kuat untk mendapatkan cintamu !” Salim merasa senang karena akhirnya ibunya mendukung pilihannya “Aku tak pecaya, ibu mengatakan hal seperti ini” Jodha hanya diam saja kemudian berkata “Jika aku berada di tempatmu aku jg akan mendapatkan cintaku meskipun aku telah mati sekalipun, jangan khawatir aku akan membicarakan hal ni dgn ayahmu” Salim tersenyum senang “Terima kasih, ibu ,,, ibu sangat baik, saya pamit dulu” Salim segera meninggalkan ibunya... Sinopsis Jodha Akbar episode 532 by Sally Diandra
0 Response to "[Sinopsis JA by JA Lovers] Sinopsis Jodha Akbar episode 531 by Sally Diandra"
Post a Comment