Baca sebelumnya sinopsis The Time We Were Not In Love episode 4 part 2.
Kisah Romance - Episode ni dimulai dari kilas balik di tahun 2011 silam, tepatnya ketika Hana menelpon Won untk membatalkan rencana mereka, gara-gara Hana harus menjemput Suhoo dadakan ke bandara. Dia menganggap itu kejutan yg Suhoo berikan untuknya. Won tak setuju jika itu disebut kejutan, pasalnya orang-orang telah berkumpul untk merayakan kenaikan jabatan Hana.
Sambil cengar-cengir, Hana bilang, “Itulah kenapa aku minta kau untk mengatakannya pd mereka. Aku minta maaf juga. Malam minggu depan akan kutraktir mereka.” Lalu Hana menutup telpon. Won penasaran pria seperti apa itu Suhoo, yg sanggup membuat Hana melupakan semuanya? Dia pun berniat datang menemui Hana.
Suhoo muncul di bandara. Hana yg sudah menunggunya semangat menyambutnya. Tiba-tiba, Suhoo mencium Hana tepat di bibir dgn pose tertentu. Di kejauhan Won melihatnya dgn tatapan cemburu.
Kita kembali ke adegan terakhir episode lalu. Won yg berdiri di depan rumah Hana menatap Suhoo yg baru datang. Tidak berapa lama kemudian, Hana keluar rumah dgn ceria. Suhoo ingin mendekati. Tapi Won langsung mengajak Hana ke restoran. Suhoo pun mengurungkan niatnya untk mendekati Hana. Karena tadi tak janjian mau makan, Hana tak mau. Won menarik Hana untk ikut saja secepatnya.
Hana dan Won tiba di restoran langganannya dan menyerahkan bahan masakan kepada koki untk dibuatkan menu spesial. Beberapa saat kemudian, koki menghidangkan menu spesial buatannya. Hana dan Won sendiri sedang membicarakan pembatalan pertunangan Changsoo dan Jungmi gara-gara hotel. Tapi Hana yakin jika mereka berdua sudah benar-benar putus. Won menggeleng. Dalam pandangannya membatalkan pertunangan itu berarti putus hubungan kencan, sebab pernikahan bukanlah main-mainan.
Won berpikir pasangan calon pengantin yg membatalkan pernikahan berarti sudah salah sejak awal - tergesa-gesa dlm memutuskan. Hana tak sependapat. Changsoo dan Jungmi sudah bersahabat selama 17 tahun, jadi sulit mengatakan mereka tergesa-gesa memutuskan menikah. Artinya hubungan mereka berdua sulit diputuskan begitu saja.
“Terus kau sendiri apa bisa memulai lagi dgn pria yg kau putuskan?” tanya Won. Entah ngelantur / tidak, Hana menjawab bahwa yg menjadi masalah bukanlah alasan putusnya tapi seberapa dlm hubungan yg dimiliki? Won mencecar Hana lagi, “Jadi maksudmu, kau mungkin melakukannya?” Hana risih ditanyai Won pertanyaan itu.
Tiba-tiba Won mengganti topik pembicaraan dgn mengajak Hana untk bersepeda. HP Won bergetar. Hana memberitahu itu, tapi Won seolah tak peduli dan terus mengajak Hana yg mengambil HP Won dan membaca sms dari Soeun yg mengajak Won kencan. Hana memberitahu Won jika Soeun mengajak Won berkencan. Won tak mempedulikannya.
Suhoo kembali ke tempat konser dan meminta direktur Yoon untk lebih memperhatikan perekam dan mikrofon. Direktur Yoon menjelaskan dgn panjang lebar jika Suhoo terlalu cepat datang, mengingat sebelumnya Suhoo mengatakan akan kembali jam 11. Suhoo menyuruhnya mengatakan secara simpel dan menghubunginya jika sudah siap. Suhoo pergi.
Hana yg siap bersepeda keluar dari rumahnya dan melihat Soeun menyapanya. Soeun datang dgn alasan bahwa dirinya ingin bersepeda setelah Hana dan Won mau bersepeda. Won keluar rumah. Soeun tanpa ragu mengatakan jika Won tak membalas smsnya, jadi minta Hana mengajaknya. Won dan Hana sama-sama mengangkat bahunya.
Dalam kilas balik kita semua tahu jika itu hanyalah akal-akalan Soeun. Jadi ceritanya Soeun berpapasan dgn Won di tempat kerja. Dia bertanya kenapa Won tak membalas sms darinya? Won berterus terang jika dirinya sedang berbincang dgn Hana. Soeun sepertinya memaksakan kehendaknya. Dia mengajak Won kencan hari minggu nanti. Ketika Won mengatakan bahwa dirinya sudah punya janji dgn Hana, Soeun minta ikut.
Won coba memberitahu Soeun jika hubungan mereka hanyalah sebatas sunbae dan hoobae saja, tapi Soeun menegaskan bahwa dirinya serius ingin berkencan dgn Won. Karena itu dia tak peduli jika Won hanya menganggapnya sebatas hoobae saja. Dia akan melakukannya sepenuh hati. Won mengingatkan jika Soeun tak bisa menuruti kata hatinya karena hal tersebut sudah melibatkan orang lain. Kilas balik selesai.
Soeun memperlihatkan kimbap yg dibawanya. Hana tersenyum jika mereka pasti akan membutuhkannya. Dia pun mengajak Soeun karena sudah datang.
Hana pun membuka pintu depan mobil Won. Ketika melihat Soeun, dia jadi sadar diri dan menyerahkan pintu itu untk dimasuki Soeun, dan membiarkan dirinya duduk di belakang. Soeun masuk sambil meminta izin secara sopan kepada Hana. Won tak bisa bicara apa-apa - tak mungkin jg mengusir Soeun secara kasar kan?
Di taman olahraga, Soeun memberitahu Hana jika dirinya tak pernah naik sepeda roda dua. Itu sepertinya akal-akalan Soeun supaya bisa naik sepeda berbangku dua dgn Won. Well, mereka pun main sepeda-sepedaan, dan Hana merasa dirinya jadi “obat pengusir nyamuk”. Dia pun mempercepat kayuhan sepedanya, diikuti oleh Won dan Soeun. Biar bagaimana pun mereka tampak bersenang-senang.
Selepas sepeda-sepedaan, mereka bertiga makan bekal kimbap buatan Soeun. Hana berpikir Soeun pasti sibuk membuat kimbap pagi-pagi. Soeun menyerahkan kopi ginseng sasetan kepada Won supaya bagus untk daya tahan tubuhnya, tapi Won justru menyerahkannya ke Hana. “Terima kasih, teman,” ucap Hana bercanda. Won lalu mencomot satu kimbap yg besar dan mencaploknya bulat-bulat. Hana jg mencaplok satu. Mereka berdua sepakat jika kimbap buatan Soeun itu enak.
Hana kemudian memberitahu Won jika di dlm kimbap itu ada “burdock” (sepertinya bahan campuran isi kimbap). Won membenarkan. Dia menyesal. Hana mengingatkan supaya Won tak bersikap seperti itu, karena biar bagaimanapun kimbap itu dibuat dgn penuh cinta oleh Soeun, walaupun ada “burdock”-nya. Wajah Soeun terlihat khawatir. Dia bertanya apa Won tak suka “burdock”? Hana membenarkan, karena bahan itu bikin lengket di mulut.
“Ini sek*i namanya,” sahut Won. Canda-candaan yg Hana dan Won lakukan membuat Soeun berpikir bahwa mereka berdua terlihat seperti saudara kandung. Kemudian, dia mengungkapkan kekhawatiran tentang ketidaknyamanan yg akan tercipta bila dirinya ikut serta dlm kegiatan berolahraga tersebut, tapi setelah melihat sendiri akhirnya dia memutuskan kekhawatirannya itu tidaklah beralasan.
Soeun mengaku senang melihat mereka berdua, karena dia merasa pria dan wanita benar-benar bisa bersahabat tanpa memikirkan hubungan asmara. “Ah, menyenangkan memiliki teman pria seperti Won,” ungkapnya. Hana lalu mendorong-dorong pant*t Won dgn kakinya, menyuruh Soeun untk “membungkus” Won. Soeun menjawab bahwa dirinya takkan bisa berteman dgn Won, karena hatinya dag-dig-dug-der saat melihat Won, cailah.
Daeyung menghubungi Hana untk mengatakan bahwa dirinya akan menukar sepatu yg Hana belikan dgn model terbaru. Dia bertanya para pramuniaga, “Jika aku bisa menukarnya, apakah aku bisa mendapatkan uang kelebihannya?” Pramuniaga mengiyakan. Woo, ni tentu saja tujuan Daeyung yg sebenarnya.
Daeyung pun melihat-lihat sepatu model lain yg cocok dengannya. Dia melihat sepatu yg dirasa cocok untuknya, tapi begitu diambil seorang wanita jg mengambil sepatu itu. Sempat mereka rebutan, meski Daeyung akhirnya mengalah. “Hah, kekasihmu memang benar-benar beruntung. Sulit untk mendapatkan fashion yg bagus,” kata Daeyung, “Tapi berikan sepatu ni padanya sebagai hadiah dariku.” Wanita itu hanya bisa terkejut dan tersenyum mendengar celoteh Daeyung yg asbun.
Won-Hana-Soeun main baseball-baseball-an. Won memukul semua bola yg dilempar mesin pelempar ke arahnya. Hana dan Soeun berjingkat girang melihat aksi Won. Setelah selesai, Won menyuruh Hana untk memukul bola sebanyak satu putaran. Dia tak peduli, walaupun Hana beralasan kesehatannya tak begitu baik. Soeun memberi Hana semangat.
Sayangnya Hana tak sepandai Won dlm memukul bola. Beberapa kali mesin pelempar melemparkan bola, sebanyak itulah Hana meleset. Dia terengah-engah, karena kelelahan. Won masuk untk mengajari Hana cara memukul bola yg baik dan benar. Dia berdiri di belakang Hana dan membantu Hana memukul bola sekali. Apakah Soeun menatap keduanya dgn cemburu? Tidak. Soeun justru memperhatikan cara Won mengajari Hana. Hadeh ni cewek...
Apa yg Won ajarkan cukup efektif. Ketika dia keluar untk membiarkan Hana memukul lagi, hasilnya Hana memukul bola dgn kencang. Tiba-tiba Soeun mengatakan bahwa dirinya ingin menjajal juga. Tentunya, itu upayanya untk bisa diajari Won juga. Won bertanya apa Soeun pernah memainkan baseball-baseball-an itu? Soeun menggeleng, dan meyakinkan Won bahwa dirinya pasti bisa memukul bola tersebut.
Won tanggap. Dia hanya menyuruh Soeun untk mengangkat pemukulnya dan memukul sekuat tenaga bila mesin pelempar mengeluarkan bola. Setelah Hana keluar, Soeun ganti masuk. Ajaib, Soeun berhasil mengenai satu bola, walau itu hanya sebuah pukulan lemah. Won dan Hana takjub melihatnya.
Dalam perjalanan ke parkiran, Won meledek Hana jika memang tak bisa mengenai bolanya silakan bilang. Hana menampik, dan mengatakan jika dirinya pandai berolahraga. Dia berjanji akan mengalahkan Won di permainan baseball-baseball-an.
Won mengantarkan Soeun pulang ke rumah. Sebelum turun, Soeun menyesal terlalu cepat berpisah dgn Won, yg lalu disahuti kalau mereka akan bertemu di kantor. Soeun pamit pd Hana. Dia turun dan mengamati mobil Won menjauh.
Sementara itu dlm perjalanan pulang, Hana memperhatikan wajah Won dari spion dalam. Merasa diperhatikan, Won melirik ke spion dan melihat Hana tengah memperhatikannya. Dia pun memperlihatkan senyuman unik, yg membuat Hana terpaksa tersenyum. Dalam hati, Hana mengatakan bila itulah salah satu ekspresi wajah Won yg tak dilihatnya tiap hari. Hana mengenang jika dirinya pernah melihat Won berekspresi seperti itu sebelum masuk kuliah.
Dalam sebuah kilas balik, Won membaca surat dari Mamanya yg memberitahu bahwa dirinya pergi dari rumah. Mama meminta pengertian dari Won, meskipun di bagian bawah diakhiri dgn “Aku mencintaimu”. Won tampak agak sedih membacanya, ketika tiba-tiba Hana muncul membawakan makanan yg dibuat Mamanya untk Mamanya Won. Tapi karena Mamanya Won tak ada di bawah, makanya Hana naik ke kamar Won.
Won menundukkan wajahnya sejenak, agak lama sih sebenarnya. Hana sampai heran melihatnya. Setelah merasa hatinya cukup kuat, Won menatap Hana dgn senyum - senyum yg sama seperti dilihat Hana di dlm mobil.
Detik berikutnya, kita melihat Won memakan makanan buatan Mamanya Hana dgn lahap. Hana duduk di sebelahnya menemani. Won bertanya, “Tidakkah menurutmu Julia Roberts itu benar-benar cantik?” Hana mengiyakan. Won mengatakan bahwa dirinya belum lama ni menonton film baru Julia Robert yg judulnya “Stepmom” (Mama Tiri). Hana mengaku belum pernah menonton film itu.
Won menceritakan plot film “Stepmom” secara garis besar, yaitu tentang seorang Mama yg mengasuk anak-anak yg bukan anak kandungnya, dlm arti kata anak angkat. Entah kenapa Won mengimbuhi jika Julia Robert sangat cantik. Apakah cantik wajahnya? Apakah cantik perannya? Apakah cantik ceritanya?
Won dan Mihyang membicarakan tentang Mamanya Won yg pergi karena kepincut pria lain dan rela meninggalkan Won sendirian. Padahal, menurut Mihyang, Mamanya Won itu orang yg pasti menangis dan merengek tiap kali menghadapi masalah, tapi entah kenapa tega meninggalkan Won sendirian. Won mengingatkan jika wanita yg Mihyang jelek-jelekkan itu, biar bagaimanapun, masihlah Mamanya.
Mihyang lantas mengalihkan topik pembicaraan dgn membicarakan soal hubungan asmara Won yg selalu saja kandas. Soalnya Won selalu dicampakkan karena seringkali merasa tak yakin. Won bertanya balik soal hubungan imajiner Mihyang dgn para idola? Dia yakin orang-orang pasti akan menganggap hal itu tak lazim. Mihyang menyahut bila mencintai seorang idola itu sangat nyaman - bisa bebas mencintai sebanyak yg diinginkan, tapi mereka hanya bisa mengatakan terima kasih saja. Lebih dari itu, dia takkan tersakiti oleh rasa cinta itu sendiri.
Won mengeluh karena merasa menjadi satu-satunya orang yg mendengarkan kegilaan Mihyang tentang artis idolanya. Dia pun beranjak naik ke kamarnya. Mihyang mengatakan jika sifat Won sama seperti sifat Papanya, selalu memihak Mamanya Won. Meskipun, dia sendiri tak tahu kenapa Papanya Won melakukan semua itu.
Mamanya Hana membuat panekuk. Papa-Hana-Daeyung langsung menancapkan sumpitnya pd panekuk tersebut. Mama membawa panekuk yg masih di atas wajan ke meja. Papa-Hana-Daeyung langsung rebutan. Mama menyuruh Hana untk mengundang Won datang. Hana menolak, meskipun Mama memaksa, dan minta dibungkuskan untk Won. Papa berseloroh bahwa makan bareng dan makan sendirian itu rasanya berbeda. Tidak ada kebersamaan.
Daeyung minta diperhatikan. Dia cemburu karena Papa-Mamanya lebih memperhatikan Won dibandingkan dirinya. Hana bertanya kenapa Daeyung belum membuat aplikasi lamaran sebagai penambah uang saku? Itu bikin Papa sadar bahwa Daeyung telah membohonginya, karena sebelumnya bilang mau kuliah pasca-sarjana. Daeyung pergi, diiringi teriakan Papa yg meminta uang saku yg telah diberikannya pd Daeyung dikembalikan.
Won sedang bekerja di kamarnya ketika tiba-tiba ada sinar warna-warni masuk ke dlm kamarnya. Dia bingung, tapi sinar itu berasal dari kamar Hana saat menerima telpon darinya. Sambil melihat Won dari jendela, Hana bertanya, “Apakah aku lebih cantik dari Julia Roberts?” Won menggeleng. Dia tak setuju Hana lebih cantik, tapi kalau lebih muda, Won setuju. Hana ngambek dan tiduran, sehingga tak terlihat lagi dari jendela.
“Eh kau kemana?” tanya Won, “Ayo bermainlah denganku.” Hana menolak. Won mengajak Hana bermain “siapa yg tidur lebih dulu, dia yg kalah”. Permainan apa itu?
Eunjung melapor pd Hana jika dirinya melakukan kesalahan dlm mengukur iklan. Dia minta nasihat Hana. Sontak Hana menjerit, karena telah memerintahkan Hong untk mengecek kode pakaian dan ukuran. Dia langsung mengambil HP untk menghubungi bagian gudang, tapi direktur muncul dan mengatakan kalau semua sudah ditanganinya.
Direktur memanggil Hana dan Hong ke ruangannya untk mendampratnya. Dia menyalahkan Hana atas keteledoran yg dilakukan anak buahnya. Hana, dlm hati, menggumam ada kalanya air mata menjadi “senjatanya”, tapi kini dia tak bisa melakukannya lagi. Sebab, sebagai ketua tim, menangis sama artinya dgn ketidakmampuan. Lagipula alasan hanyalah alasan. Hal yg harus dilakukannya adlh memperlihatkan ketegaran diri untk menahan semua kesalahan.
Suhoo datang menemui Won di kantornya. Won bertanya apa hubungan mereka sedekat itu, sehingga Suhoo dgn seenaknya masuk untk membuatnya kesal? Suhoo tersenyum dan mengatakan bahwa hubungan mereka menjamin mereka untk bertemu, entah itu dlm arti positif / negatif.
“Aku datang cuma untk memastikan satu hal. Apa hubunganmu dan Hana masih hanya sebatas teman?” tanya Suhoo. Won menolak memberitahu, tapi Suhoo menarik kesimpulan jika Won dan Hana masih sebatas teman. Won memperingatkan Suhoo untk tak menggoyahkan Hana. Dengan sombong Suhoo mengatakan bahwa dirinya memutuskan untk menggoyahkan Hana, sedang keraguan adlh keputusan Hana. Jeng-jeng-jeng-jeng, apa yg terjadi berikutnya?
Bersambung ke sinopsis The Time We Were Not In Love episode 5 - bagian 2.
source : http://docstoc.com, http://dailymotion.com, http://kisahromance.blogspot.com
0 Response to "[Oh My Ghost] Sinopsis The Time We Were Not In Love Episode 5 (Bagian 1)"
Post a Comment