This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

[Oh My Ghost] Sinopsis The Time We Were Not In Love Episode 4 (Bagian 2)

Baca sebelumnya sinopsis The Time We Were Not In Love episode 4 part 1.

Sinopsis The Time We Were Not In Love Episode 4 (Bagian 2)
Sinopsis The Time We Were Not In Love Episode 4 (Bagian 2)Sinopsis The Time We Were Not In Love Episode 4 (Bagian 2)
Kisah Romance - Dalam rapat direktur menceritakan keberhasilannya dgn sepatu Gu Yung Jung, yg idenya sempat ditolak oleh tim desain dan tim pemasaran. Hana bertepuk tangan, memuji direktur. “Karena Anda sukses di proyek Gu Yung Jung ini, bagaimana bila Anda memberikan dukungan penuh pd kami (tim pemasaran) untk bisnis mall belanja online di Cina?” Direktur setuju usulan Hana.

Tim pemasaran ngumpul di kafe. Mereka mengeluh, karena direktur melupakan soal bonus. Meski begitu, mereka tetap bersyukur karena direktur termakan taktik Hana yg mengusulkan pemasaran di Cina, padahal sebelumnya direktur menentangnya. Mereka berpikir Hana sudah selangkah di depan direktur, dan sebagai bentuk perayaan, mereka minta ditraktir makan siang. Hana tersenyum setuju.

Hong tiba-tiba menanyakan soal Sungjae yg masa magangnya hampir habis. Hana tercenung.

Hana merekomendasikan Sungjae pd direktur untk dijadikan kartap (karyawan tetap). Dia mengatakan Sungjae memiliki kemampuan analisis yg bagus dan rajin. Dia berpikir jika direktur menempatkan Sungjae di kantor cabang di Cina, maka Sungjae akan menunjukkan tajinya. Direktur mengatakan jika Sungjae tak memiliki pengalaman yg memadai.

Dalam pandangan Hana hal itu tak masalah, sebab Sungjae memiliki latar pendidikan yg bagus yg akan dibutuhkan dlm tantangan pemasaran di Cina yg tak bisa ditebak arahnya. Setelah memberikan rekomendasi tentang Sungjae, Hana mengajukan diri untk cuti.

Ketika Hana keluar kantor, hujan turun dgn derasnya. Hana berdiri di depan kantor, menikmati air hujan yg turun dgn tangannya. Sungjae berdiri di sebelah Hana untk memayunginya, sambil berkata, “Terima kasih sudah merekomendasikanku.” Hana mengambil payung dari dlm tas, membukanya, dan pergi.

Beberapa langkah, Hana berhenti untk menegaskan bahwa dirinya merekomendasikan Sungjae tak lain tak bukan karena kemampuan Sungjae untk urusan sepatu. “Dan kau tahu betul hati wanita,” sindir Hana, “Gunakanlah kemampuan itu dgn baik dan tunjukkan kemampuanmu.”

Sungjae membalas, “Karena kau sudah menyukaiku, aku sungguh-sungguh berpikir bisa menjadi pelindungmu.” Hana tak mempedulikan hal itu. Dia berjalan pergi, meninggalkan Sungjae yg bergumam dlm hati, 'Jika benar begitu, kau orang yg hebat.'

Hana sendiri berjalan sambil bergumam, 'Ketulusan bisa membuat seseorang menjadi nyaman tapi jg bisa melukai seseorang. Kuputuskan untk melihat ketulusannya di atas penderitaanku. Kuharap aku bisa melihat hari yg baru secepatnya.'

Won masih berusaha menghubungi Hana, tapi sayangnya baik pesan maupun telpon tak satu pun yg dibalas. Dia penasaran apa yg sebenarnya terjadi? 'Apa lenganmu patah / bagaimana, sampai-sampai tak bisa menjawab pesanku?' keluh Won.

Hana sendiri pergi ke tempat service HP. Dia diberitahu oleh tukang service-nya harusnya waktu kejadian HP langsung segera dimatikan selama sejam dua jam, tapi karena sudah kelewat batas jadi harus diservice. Tukang service mengatakan waktu yg diperlukan untk men-service-nya biasanya sehari / dua hari. Hana tak masalah, karena akan berlibur.

Selesai dari situ, Hana melihat Daebok sedang melihat-lihat HP. Dia menyapa Daebok yg langsung minta dibelikan HP. Hana menolak dan memerintahkannya untk mengikutinya.

Mereka berada di toko sepatu. Daebok memilih salah satu sepatu, tapi Hana menggeleng. Dia tak mengizinkan Daebok memilih sepatu yg hanya cocok dipakai untk pernikahan. Hana menunjukkan sepatu hitam yg bagus dipakai dlm waktu yg lama. Daebok ngeri melihat harganya. Dia bertanya apa noona-nya mau membelikan sepatu itu untuknya? Apakah noona-nya punya uang sebanyak itu? Hana mengiyakan.

Daebok bertanya kenapa Hana membelikan sepatu itu untuknya? Hana beralasan jika bocah tengik seperti Daebok, yg tak memiliki keterampilan berbusana yg baik dan keren (lihat saja gayanya: kaos yg dimasukkan setengah ke dlm jeans yg dipadu tas gendong, lusuh banget), setidaknya memiliki sepasang sepatu yg bagus. Daebok ngelunjak minta dibelikan tas juga. Hana menolak.

Hana hangout sama Soeun, setelah berpapasan secara tak sengaja. Soeun mentraktir Hana minuman dingin di sebuah kafe. Dia mengatakan mau mentraktir makan siang, tapi setelah melihat tangan Hana diurungkan niatan baik itu. Dengan bahasa formal, Hana membenarkan. Tangannya terasa tak nyaman gara-gara jatuh dari sepeda. Soeun meminta Hana bicara informal saja padanya.

Kemudian Soeun mengungkapkan ketidaknyamanannya atas hubungan Hana dgn Won. Meski sekarang tak masalah, setelah Won menjelaskan. “Dia bilang kau hanya teman yg sudah dianggap seperti keluarga sendiri,” kata Soeun, “Itu sebabnya dia selalu ingin menjagamu!” Hana terlihat kecewa. Karena itulah, Soeun merasa perlu bersikap baik pd Hana. Hana jg mengatakan Won jg cuma temannya yg sudah seperti keluarga.

Hana mengimbuhi, bila posisinya terbaik, dirinya jg akan datang menemui Won. Dia minta Soeun tak perlu mengkhawatirkan apapun, khususnya malam itu.

Papa-Mama sibuk berkemas. Sesuai rencana, mereka akan keluar rumah beberapa hari tanpa Hana. Daebok sibuk menjajal sepatu barunya, tapi sumpah atasannya nggak banget, malah terkesan norak. Papa-Mama menegurnya, mengingatkan untk berkemas. Daebok menjawab jika mereka hanya akan pergi ke sauna selama beberapa hari, tak perlu heboh.

Hana pulang, membuat mereka semua panik. Dia bertanya apa mereka akan pergi? Papa-Mama mengiyakan, tepatnya mereka akan pergi ke tempat pemandian air panas selama 2 hari 1 malam. Hana merengek minta diajak, tapi Papa-Mama beralasan tangan Hana sedang sakit, jadi sebaiknya tak ikut. “Oiya, kami akan mematikan HP, kalau ada apa-apa, silakan hubungi Won,” ingat Papa. Papa-Mama-Daebok pergi meninggalkan Hana sendirian.

Won sedang keluar kantor sewaktu Papanya Hana menghubungi, minta tolong pd Won untk menengok Hana karena mereka sedang pergi. Won mengiyakan. Setelah menutup telpon, Soeun muncul. Won bertanya apa Soeun belum pergi? Soeun mengaku ingin pergi menemui Won. Dia minta Won mentraktirnya. Won menolak, karena harus menemui Hana yg lengannya terluka.

Soeun membenarkan. Dia memberitahu Hana terjatuh dari sepeda, setelah bertemu di mall. Dia berbisik jika sup iga baik untk orang yg sedang patah tulang. Won tersenyum, berterima kasih, dan berjanji akan membelikan Soeun makanan di lain kesempatan. Soeun minta Won mentraktirnya di akhir pekan. Won setuju.

Hana sedang berseluncur ria sambil nyemil krupuk. Seperti biasa, kemalasannya yg menumpuk membuatnya enggan melihat krupuk yg diambilnya. Alhasil tangannya menyenggol jus yg ada di meja hingga tumpah. Untung tak sampai kena laptop. Dia ke kamar mandi untk cuci tangan, tapi lampu kamar mandi mati. Mengeluhlah dia bisanya.

Untungnya Won muncul membawakan bohlam neon - beralasan diberitahu oleh Papanya Hana. Melihat tangan Hana yg terluka, dia bertanya apa Hana tak apa-apa? Setelah itu dia mengganti bohlam neon kamar mandi. Setelah selesai, dia tercegat oleh Hana yg mau kiri-kanan dgn kikuk. Pada akhirnya, mereka berputar. Itu membuat tubuh mereka mepet, sementara mata Hana dan Won saling menatap. Cieh. Setelah Won pergi. Hana menjerit tangannya sakit.

Won berhenti di depan rumah Hana, ketika Hana keluar dan bertanya apa yg Won lakukan malam-malam begini? Won berbalik. Dia menghampiri Hana dan menciumnya. Hana berteriak minta dilepaskan. Dia berpikir Won sudah gila.

Won membuka matanya. Dia teringat kejadian sewaktu dirinya masih SMA. Won dikelilingi beberapa pria se-SMA-nya. Salah seorang pria tambun bertanya, “Apa kalian berkencan?” Won menegaskan itu bukan seperti yg temannya pikirkan. Temannya Won yg tambun itu menggeleng dan menuduh Won tak setia. Dia merasa ditikung oleh Won setelah menceritakan perasaannya pd Hana kepada Won.

Won kembali menegaskan bahwa dia dan Hana tak berpacaran. Tapi itu malah membuat mereka menarik kesimpulan jika Won dan Hana berpacaran. Mereka pun berkelahi. Won memukul sekali, si gendut memukul Won sekali. Pada akhirnya si gendut dan boyband-nya pergi. Won muntab. Dia berlari menerjang si gendut dan memukulinya sambil berteriak, “Kenapa aku tak boleh menyukai Oh Hana? Kenapa tak boleh?”

Hana datang ke tempat belajar Won untk memberikan catatan. Won yg sudah babak belur tak mau melihat Hana berada di dekatnya. Hana bingung dan coba bertanya apa yg salah dgn Won? “Kubilang aku baik-baik saja!” pekik Won, membuat para pria yg belajar seruangan dengannya menoleh. Hana berteriak, “Apa kau sudah gila?” lalu pergi meninggalkan ruangan. Won tak bisa berbuat apa-apa.

Seorang pria menemui Mihyang. Sambil memberikan secarik kertas, dia bertanya, “Anda Kepala Pengawas Choi Mihyang kan?” Mihyang mengiyakan dan bertanya siapa pria yg ada di hadapannya. Pria itu mengatakan jika Presdir-nya mau berterima kasih pd Mihyang. Saat itulah si nenek yg Mihyang selamatkan di toilet keluar dari dlm mobil.

Sambil tersenyum manis, Nenek itu memeluk Mihyang dan mengatakan, “Terima kasih telah menyelamatkan hidupku.”

Tiga teman kerja Won menikmati kaki bab* yg Mihyang dpt dari nenek yg diselamatkannya. Mihyang mendapat kaki bab* gratis seumur hidup - jadi itu makna mimpinya bertemu bab* kemarin? Hahaha... Mereka bertiga menawarkan Mihyang kaki bab* tersebut, tapi Mihyang menolak dan menyuruh mereka menghabiskannya karena tak suka makanan itu. Mihyang tampak cemberut - dpt rejeki kok ditolak Tan?

Papa-Mama-Daebok pulang. Hana yg mau keluar bertanya apa mereka menikmati liburan tanpa kehadirannya? Papa-Mama berbohong jika mereka tak menikmatinya, karena meninggalkan rumah merupakan satu beban tersendiri. Mereka lalu bertanya apa telah terjadi sesuatu? Hana merenung sejenak, sebelum menjawab tidak. Papa berkata jika Hana memang wanita yg bod*h, tak tahu sudah dibukakan jalan.

Hana tak peduli. Dia pamit mau keluar karena bosan, dan ni akhir pekan. Rupanya Hana mengambil HP yg di-service beberapa hari kemarin. HP-nya sembuh total sekarang. Ketika dinyalakan, dia menemukan beberapa pesan dari Won. Satu pesan yg menarik perhatiannya adlh ajakan Won untk pergi ke galeri seni. Itu membuat Hana teringat ucapan Soeun sebelumnya yg mengatakan Won bilang Hana adlh teman yg sudah seperti keluarga sendiri.

Ternyata Won sendiri sudah mengajak Soeun ke galeri seni. Dan Hana jg datang ke galeri seni yg sama. Mereka belum papasan di sini.

Soeun, yg sedang melihat sebuah seni rupa di galeri bersama Won, berkata jika seni sangat sulit untuknya. Dia mengaku datang untk kali pertama ke galeri seni di tahun kedua kuliahnya. Won sendiri mengaku datang ke galeri seni untk kali pertama gara-gara diajak Hana. Soeun berpikir Won mengajaknya ke galeri seni tersebut lantaran tempat itu disukai oleh Hana.

Won merasa bersalah, karena telah egois mengajak Soeun ke galeri seni. Soeun mengaku baik-baik saja. Well karena kepala mereka telah dipenuhi oleh keindahan seni, dia mengajak Won untk mengisi perut. Di saat mereka pergi itulah Hana melihat mereka dari belakang. Hana tersenyum saat melihat Soeun, “Dari jauh, Soeun terlihat tinggi dan tol*l. Bodinya lebih kurus dari perkiraanku. Kepalanya jg kecil.”

HP Hana bergetar. Ada SMS masuk dari Yungmi. Bersama kawannya yg kemarin, dia pun bertemu dgn Yungmi di suatu tempat. Yungmi menangis tersedu-sedu, karena batal menikah sama Changsoo. Perdebatan soal tempat menikah menjadi topik utama. Temannya Hana berkomentar jika itu jalan yg terbaik. Apabila Yungmi memaksakan kehendaknya, menikah dgn Changsoo, maka Yungmi bisa menderita selama sisa usia.

Sambil menangis, Yungmi mengaku bukan menyesali pembatalan pernikahannya dgn Changsoo, tapi dia menyesal telah kehilangan teman baik. Soalnya, Changsoo dan dirinya sudah berteman selama tujuh belas tahun. Kini setelah gagal menikah, mereka tak lagi berteman.

Hana pulang. Dia menatap jendela kamar Won yg masih menyala. Won muncul tanpa Hana sadari dan bertanya apa yg Hana lakukan? Apakah baru kembali dari satu tempat? Hana mengaku bahwa dirinya baru saja bertemu Yungmi. Won bertanya apa Hana sudah makan malam? Hana menggeleng.

Mereka akhirnya berada di rumah Won untk makan jjambbong (mi seafood pedas). Won terlihat penuh pengertian saat melihat Hana kesulitan memakai sumpit. Dia mengambil garpu. Hana membatin jika Won sangat mengenal dirinya. Mereka menonton TV dan saling mengicipi makanan masing-masing. Won bahkan terlihat perhatian ketika melihat bibir Hana kotor belepotan.

Hana berkata, “Won, jika nanti aku menjadi tua dan tinggal di panti jompo. Kau harus sering mengunjungiku ya?” Dengan nada sedih, dia mengatakan sulit menemukan pendamping karena sibuk bekerja. Jangankan pendamping, pacar saja sulit. Won mengiyakan. Dia berjanji akan mengunjungi Hana di panti jompo. Sebaliknya, Won jg minta Hana begitu padanya? Sialnya, Hana mengatakan akan memikirkannya. Itu membuat Won membatalkan seluruh rencana. Hahaha...

Keluar dari rumah sakit, Hana terlihat ceria. Dia menggoyang-goyangkan tangannya seperti orang dadah-dadah. Won menelponnya. Hana dgn mudah mengangkat telpon dari Won. “Di mana kau?” tanya Won. Hana menyebutkan habis dari RS untk membuka gips-nya, karena tangannya sembuh hari ini. Won mengajak Hana makin ceker ayam plus s*ju. Hana setuju banget. Telpon pun ditutup.

Won berjalan dan menggumam jika dirinya selalu berharap Hana baik-baik selalu. Di sisi lain, Hana baru menyadari jika hanya Won-lah orang yg tahu password HP dan emailnya. Dari tempat masing-masing, mereka berdua mengatakan, “Mari Kita selalu bersama sampai Kita mati.”

Won melihat seorang pria berbaju putih keluar dari bandara dan menuju mobilnya. Siapa pria ini? Aku belum tahu. Yang jelas pria ni pergi latihan konser. Dia minta lampu panggung dinyalakan dan video latihannya direkam. Setelah itu dia duduk di depan piano, dan memainkan piano dgn cepat.

Mendadak pria ni menghentikan latihannya. Dia teringat ucapan seorang wanita yg mengatakan, “Jika aku mendengar do-re-mi-fa-sol... kurasa kelanjutannya bukanlah la-si-do, tapi sol-fa-mi-re-do. Aku akan kembali seperti ini. Kurasa aku selalu menginginkannya kembali.” Pria ni tersenyum. Dia beringsut dari duduknya dan pergi. Pengawalnya bertanya mau kemana? Pria tersebut mengaku ingin melakukan sesuatu. Dia janji kembali latihan jam 11 nanti.

Won muncul di depan rumah Hana sambil menunjukkan ceker ayam dan s*ju yg dibawanya. Hana yg sedang membuka jendela langsung turun. Pria yg tadi latihan piano muncul dan memandang ke arah rumah Hana. Won melihatnya. Pria tersebut jg menatap Won. Hana muncul dari dlm rumah. Pria itu tersenyum. Hana mengatakan hari ni cuacanya sangat bagus.

Epilog

Won masuk ke dlm ruang belajar para wanita untk menemui Hana yg sedang tertidur di mejanya. Dia mengambil buku yg tebal, lalu meletakkannya di bawah kepala Hana. Setelah itu, dia membelai rambut Hana. Sentuhan itu membuat Hana terbangun. Won pura-pura hanya melihat Hana saja, sambil menunjukkan iler Hana sebaiknya dilap. Hana mengelapnya dan Won pergi.

Bersambung ke sinopsis The Time We Were Not In Love Episode 5 - bagian 1.

Komentar:

Setelah menonton 4 episode ini, kurasa aku yakin benar jika Won suka sama Hana. Hanya saja, ada sesuatu yg menghalanginya untk mengungkapkan perasaan pd Hana, entah apa itu. Sementara Hana sendiri, sebenarnya jg mulai memikirkan kemungkinan untk didekati Won, cuma hubungan persahabatan yg sudah lama terjalin (17 tahun bo) membuatnya ragu-ragu untk mengubah status dari sahabat jadi cinta. Lebih-lebih setelah Yungmi gagal menikah dan akhirnya menjadi musuh.

0 Response to "[Oh My Ghost] Sinopsis The Time We Were Not In Love Episode 4 (Bagian 2)"

Post a Comment

Contact

Name

Email *

Message *