This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

Review: Pocong Kesetanan (2011)

Santo salah satu anggota perguruan bela diri bersama Bujang, James, dan Mentil. Namun karena sesuatu hal Santo minggat ke kota karena dia menolak jadi pendekar seperti yg diperintahkan ayahnya. Akhirnya Bujang dkk menjemput Santo ke kota tempat dirinya. Setiba disana mereka akhirnya bernostalgia bersama. Di tempat Santo, ternyata ada Chika dan Wendy, dua gadis cantik yg menjadi sorotan Bujang, cowok badan kekar yg jago bergombal ria dgn pantun. Bujuk rayu Bujang dkk untuk membawa Santo pulang ternyata tak berhasil karena Santo menjelaskan kalau dirinya sekarang disantet. Dirinya disantet dgn wujud kalau menjelang malam hari berubah menjadi banci alias Santi. Di mimpinya, Santo mendapat wangsit untuk pergi ke makam keramat Cina. Lalu apakah yg terjadi selanjutnya?

Review: Pocong Kesetanan (2011)

Gak usah bahas / tanya banyak kenapa judulnya Pocong Kesetanan? Lo semua pasti sudah tahu kalau pocong itu setan. Dan pasti banyak pertanyaan di benak kepala kalian kenapa pocong bisa kesetanan? Gu epun tak tahu harus berkata apa. Setelah menonton film ni pun gue melihat tak menemukan hubungan judul dgn jalan cerita. Menurut kabar yg beredar, Pocong kesetanan dahulu judul filmnya Kungfutilanak. Nah kalau berjudul Kungfutilanak nampaknya gue masih jauh lebih tolerir ya. Karena disini terlihat si peran utama memang anggota bela diri. Kalau memang niatnya film ni untuk membuat sekedar lucu-lucuan saja dgn judul filmnya, ya tak masalah sih tapi alangkah lebih yg sedikit masuk akal / kalau perlu lebih frontal lah. Jangan Pocong Kesetanan -__________-“!

Cerita yg dibuat Ery Sofid dan Ian Jampanay pun terlihat sekali tanpa skenario di beberapa bagian. Entah posisi mereka berdua di skenario apa gue juga bingung. Di beberapa adegan ada yg menjelaskan kalau film ni tanpa skenario contohnya Azis Gagap terlihat narsis di depan kamera dan bilang secara frontal lewat dialog “Awas minggir kameranya nanti gak bisa nyorot muka gue secara jelas” Heh? Apakah ni sebuah film dgn adanya para penulis skenario di dalamnya? Atau hanya sekedar lelucon? Tolong ya ni bukan lelucon tapi semacam hinaan kepada kedua penulis tersebut. Atau memang mereka berdua yg sengaja melakukan ni semua? Kalau iya, ni memalukan sekali.

Nama Pingkan Utari pun sudah tak asing lagi nampaknya. Nama lain dari Nayato ni pun tak tanggung-tanggung membuat akhir tahun 2011 untuk menarik penonton ke bioskop. Entah setan apa lagi yg merasuki otak Nayato untuk membuat film ni di akhir tahun 2011. Dengan editan yg kasar dan seperti shooting dgn adegan demi adegan pun membujat film ni menjadi buruk kualitasnya. Suara musik yg bergentayangan pun tak jauh berbeda dgn film-film beliau sebelumnya. Berisik dan mengganggu! Letak tempat shooting pun mengingatkan gue dgn film Nayato seperti Pocong Ngesot dll yg tayang di tahun 2011.

Dialog antar pemain disini pun entah kenapa membuat gue bosan dan tak membuat ketawa sama sekali. Andai saja BB/HP gue baterenya penuh pasti gue lebih memilih asik BBM / main social media seperti twitter daripada menunggu banyolan garing pantun antar pemain. Pantun? Iya! Disini banyak sekali pantun-pantun garing antar pemain dan buat info aja ya 10 menit pertama habis sudah gue tersiksa dgn nyawa garing dari film ini. Di beberapa bagian pun membuat gue ilfill dgn jijik dgn para pemainnya. Sebut saja ada salah satu pemeran cewek di film ni yg punya bulu ketiak yg lebat dan dgn bangga dipamerkan ke umum dgn mengangkat tangannya. Selan itu dirinya juga punya hobi mengupil baik lagi makan ataupun melakukan kegiatan lain.

Aziz Gagap sebagai manusia yg memiliki kepribadian ganda disini pun nampaknya gagal membuat gue tertawa ataupun kasihan kepadanya. Raffi Ahmad yg bisa dibilang TIDAK PENTING di film ni pun semakin membuat garing film Pocong Kesetanan. Kehadiran Ajun Perwira yg kemarin sempat mencuri perhatian di Pocong Juga Pocong nampaknya agak lebih baik dibandingkan yg lain. Kehadiran dirinya yg pakai kacamata dan makan pisang serta bergulat dgn manusia pun nampakanya semakin nyentrik saja tokoh pocong di mata gue. Si lelaki berbadan besar dan congor yg berisik, Reymon Knuliqh, nampaknya semakin kelihatan kalau dirinya memang menikmati dgn perannya seperti itu di tahun 2011. Kehadiran Rina Diana, Diah Cempaka Sari, dan Febriyanie Ferozilla nampaknya tak begitu mencuri perhatian sekali walaupun yg bening hanya mereka bertiga saja.

Akhir kata, Pocong Kesetanan berhasil membuat gue pusing setelah menonton film ni dan efeknya sampai gue kelar mereview film ini. Sungguh amat mengenaskan sekali jika banyak penonton yg berbondong-bondong ke bioskop hanya untuk disajikan kegaringan dan ketidakjelasan film ni sepanjang 77 menit. Bukannya gue mendeskriminasi film ni ya, tapi alangkah lebih mencari film lain yg setidaknya memiliki hubungan judul dgn jalan cerita. Dengan amat bahagia dan tak ada paksaan darimana pun gue memberikan penghargaan khusus kepada film Pocong Kesetanan sebagai 10 film terburuk di tahun 2011! Congratz! :Salam JoXa:


Trailer:

0 Response to "Review: Pocong Kesetanan (2011)"

Post a Comment

Contact

Name

Email *

Message *