Gue enggak begitu ngerti dgn keadaan saat ni dimana gue dihadapkan dgn 2 pilihan. Pilihan pertama yaitu apakah gue akan tetap mencintai Bunga yg tak sedikitpun punya rasa yg sama kepada gue kemudian pilihan kedua yaitu, mencoba membuka hati dan lembaran baru bersama Dinda, perempuan sederhana namun selalu membuat gue jadi merasa istimewa saat ada didekatnya.
Sebenernya gue jg enggak begitu yakin apakah si Dinda punya perasaan yg sama dgn perasaan yg gue rasaain saat ni ?. Pertanyaan akan ketidakyakinan tersebut sekarang sudah sedikit agak berkurang karena sikapnya Dinda sama gue, dia enggak pernah nolak sekalipun pas gue tawarin dia anterin pulang kerumahnya walaupun dgn motor butut warisan Almarhum Kakek gue. Waktu itu sehabis kuliah, gue liat dia lagi berdiri dipinggir jalan, entah lagi nungguin apa ? yg pastinya dia bukan lagi nungguin tukang bakso. Gue samperin dia terus mencoba sedikit memberikan tawaran tumpangan gratis buat dia. Sumpah sebenarnya gue agak malu pas nyoba nawarin dia tumpangan bukanya apa - apa, gue cuman takut dia nolak tawaran tersebut.

Din, kamu mau pulang ? tanya gue dgn suara pelan dan agak tergesa - gesa
Iya fan ‘’ jawab Dinda sambil tersenyum dan mengangguk
Emmhh, mau aku anterin gak ?
Emangnya kamu engak - engak apa - apa? tanya dinda sambil tersenyum manis kayak permen gulali
Yah enggaklah enggak apa - apa, aku malah seneng bisa nganterin bidadari manis kayak kamu ‘’jawab gue dgn sedikit menggoda padahal sih sebenernya gue malu ngomong kayak gitu tapi si Dinda kayaknya nyoba ngerespon gue makanya gue agak sedikit ngeluarin ucapan gombal gitu.
Emangnya kamu engak - engak apa - apa? tanya dinda sambil tersenyum manis kayak permen gulali
Yah enggaklah enggak apa - apa, aku malah seneng bisa nganterin bidadari manis kayak kamu ‘’jawab gue dgn sedikit menggoda padahal sih sebenernya gue malu ngomong kayak gitu tapi si Dinda kayaknya nyoba ngerespon gue makanya gue agak sedikit ngeluarin ucapan gombal gitu.
Dinda cuman diem dan tersenyum sambil mengangguk menandakan dia menerima tawaran gue buat anterin dia pulang kerumahnya. Kegiatan nganterin Dinda sehabis pulang kuliah kerumahnya itu sudah berlangsung sekitar 2 minggu, emang sih enggak full tiap hari tapi setidaknya sudah ada sekitar 6 jam perjalanan yg sudah gue habisin bersama Dinda di 2 minggu tersebut. Itulah awal - awal gue jadi deket sama Dinda, awal dimana tumbuh keyakinan dan rasa PD saat dimana perasaan gue sedang dihantui dan dibayang - bayangi oleh keragu - raguan.
Sekarang setelah kedekatan gue dgn Dinda ni malah membuat gue semakin terus - menerus dilanda kegalauan. Gue tak mungkin berada dlm kestatisan ini, gue gak mungkin terus - menerus berada dlm kondisi dan posisi sebagai seorang teman dekatnya Dinda. Didalam lubuk hati gue yg paling dlm sebenernya masih ada keraguan untk ngomong dan mengaku cinta sama perempuan manis bernama Dinda yg selalu buat gue jadi gak bisa tidur sehari semalam gara - gara dia terus muter - muter, emang sih itu terlaluu berlebihan tapi emang itu yg gue rasain didua minggu terkahir ini. Kalau untk ngomong cinta sih kayaknya gampang - gampang aja tapi yg jadi pertanyaan itu kira - kira pengakuan gue ni nantinya bisa diterima sama si Dinda / Tidak ?. Gue agak takut jg sih kalau denger kata tak karena kata tersebut sebelumnya udah pernah diucapin sama cewek pertama yg gue cinta yaitu Bunga.
Ditengah kegalauan, kebimbangan serta kesemberautan cara dlm berfikir maka gue putusin di hari sabtu nanti gue mau nyoba nembak dia.. door door di acara kemping kampus besok karena gue pikir kesempatan untk meraih posisi terbaik di hati Dinda ni takan terulang kembali dan kayaknya moment kemping ni adalah moment terbaik buat nge-shoot dia. Sebelum melakukan itu semua gue udah sedikit mencoba melakukan persiapan serta latihan saat akan nembak dia nanti. Sebelumnya sih gue jg sudah melakukan beberapa pengamatan tentang kemungkinan cinta gue ni diterima sama Dinda, ni semacam kayak prediksi tapi ni lebih rumit lagi karena didalamnya terdapat maksud dan tujuan tertentu. Beberapa pengamatan/analisa yg gue lakuin diantaranya :
1. Nanya sama temen - temenya.
Salah satu cara yg gue lakuin sebelum nembak Dinda adalah mencoba mengajukan beberapa pertanyaan kepada temen - temennya dgn sedikit iming - iming voucher pulsa supaya mereka (temen Dinda) bisa sedikit tutup mulut perihal beberapa pertanyaan yg gue ajuin mengenai Dinda. Gue cuman enggak mau mereka bilang sama Dinda bahwa gue pernah nanya - nanya beberapa hal yg berkaitan dengannya.
Pertanyaan yg gue ajuin sama salah satu temen Dinda yg bernama Iren cukup simple. Gue nanya sama Iren, pernah gak si Dinda ngomong - ngomong soal gue didepannya (Iren) ?.
Gue punya alasan kenapa gue mengajukan pertanyaan tersebut alasannya adalah teori dasar yg gue miliki dari salah satu perkataan seorang teman yg berkata bahwa : “ barang siapa yg cinta terhadap suatu perkara maka dia akan banyak membicarakan perkara tersebut” dan gue tahu apa yg harus gue lakuin saat itu.
2. Media Sosial
Gue sih sebenernya sering pakai internet karena emang gue kerja di warnet namun agak jarang buka media sosial karena gue lebih sering ngehabisin waktu untk maen games sama ngeblog tapi untk kali gue nyoba sedikit mencoba buka media sosial dan agak sedikit kepo liat - liat statusnya Dinda di facebook. Males sih apalagi nih laptop butut lelet banget dipakenya, dibuang sayang beli yg baru belum ada uang.
Dari hasil analisa sementara maka gue bisa menarik kesimpulan bahwa gue punya kesempatan besar buat jadi orang special di hati Dinda.
Pagi ni matahari tersenyum indah seolah ingin berucap selamat pagi sama gue kemudian dipagi ni jg ikut dihiasi oleh senyuman indah Dinda yg berada di Dinding kiri kamar dan selanjutnya ucapan selamat pagi selanjutnya adalah dari sahabat tercinta gue yaitu Si Black Laptop kesayangan yg sudah sengaja gue cas dari tadi malem supaya dipagi ni dia bisa ikut kemping sama gue.
Biasanya gue enggak pernah bangun sepagi ni tapi karena kali ni adalah hari penentuan dimana gue akan nyoba mengatakan cinta sama cewek manis yg bernama Dinda . Sabtu pagi ni gue bersama beberapa anak kampus lainnya termasuk Bunga jg ikut acara ini.
Tujuan kemping kita adalah Bukit Bidadari yg ada di sebelah utara kampus ini. Kenapa disebut bukit bidadari ? yah gue enggak tahu kenapa tapi yg jelas tempat itu nantinya bakalan jadi tujuan kemping kita disabtu pagi ini. Akhirnya setelah menempuh dua jam perjalanan kita sampai di Bukit Bidadari tersebut. Kita semua langsung berkumpul dan berdiskusi untk menentukan lokasi yg tepat buat mendirikan tenda dan setelah lama berdiskusi akhirnya ketua acara Kemah Kampus ni memutuskan untk mendirikan tenda di sekitar Danau Bukit BIdadari ini. Tempat cewek dan cowok dipisah. Tenda cewek berada di sebelah selatan Danau sedangkan tenda cowok berada dibagian utaranya.
Detik demi detik, jam demi jam telah berlalu hingga waktu yg menegangkanpun itu tiba dimana gue akan mengungkapakan sesuatu ke Dinda tentang perasaan gue ke dia. Di Pagi yg cerah itu gue mulai bergerak menuju ke arah Dinda dan bicara empat mata dengannya..
Gue : Nda, kitakan udah kenal lama dan sering bareng,
Dinda : hmm iyah fan, terus ?
Gue : Ndha,, jujur sejak awal kenal sama kamu, aku suka sama kamu, aku suka semua hal yg kamu sukai dan aku gak tahu harus ngomong apalagi karena aku memang ada rasa sama kamu
Dinda : yah terus,, ?? Dinda sambil tersenyum
Gue : Apa kamu jg perasaan yg sama ?
Dinda : hmmm, ni bukan masalah menjawab iya / tak fan, tapi mungkin ada hal yg lebih penting lagi dibandingkan jawab ya / tidak, ada hal yg lebih penting dibandingkan dgn semua perasaan suka dan semua alasan - alasan dibelakangnya. Kamu tahu bahwa kuliah kita ni lebih penting, aku gak mau semua perasaan - perasaan itu jadi mengganggu kamu ataupun aku, kita sebentar lagi ujian skripsi dan kamu tahu aku mau fokus dgn itu.
Gue : yah aku ngerti ndha, dan aku menghargai semua keputusan mu itu, aku tahu kamu adalah gadis terhormat dan tak mungkin aku begitu saja mendapatkanmu dgn bualan seperti itu
Dinda : Aku pikir kamu akan mengerti dan mengharagai semua itu, setelah lulus kuliah nanti kamu boleh datang ke rumah orang tuaku untk meminta restu dari mereka untk menikahiku.
Saat itu gue tersenyum sambil mulai pergi menjauh dari Dinda. Gue banyak belajar dari Dinda, Gue tahu bahwa Dinda tak seperti cewek - cewek lain yg mudah tergoda dgn rayuan membabi buta para pria pencari cinta dan gue tahu keputusan Dinda sangat tepat, kita memang sama - sama suka tapi bukan bearti bisa menghalalkan segala cara untk bisa hidup bersama meskipun itu semua atas nama cinta.
0 Response to "LAPTOP BUTUT BAG II 77926"
Post a Comment